Senin, 11 April 2022

Sistem Ekonomi Campuran di Negara Malaysia dan Denmark

- Ahmad Saif Ali Addhuhriy Hafidz            (200432619350)

- Alvinnokha Ramadhani Darmanto            (200432619283)

- Alwinda Novianingtyas Suryono              (200432619306)

- Amanda Rosalia Margono                          (200432619229)

- Asy Rojab Retno Puji Rahayu                    (200432619303)

- Subal Yudhapati Purbaningrat                    (190331622823)


A.  Malaysia

  1. Sejarah dan perkembangan

Sejarah Negara Malaysia


Malaysia adalah sebuah negara federal yang terdiri dari tiga belas negeri (negara bagian) dan tiga wilayah federal di Asia Tenggara dengan luas 330.803 km persegi. Ibu kotanya adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan federal. Jumlah penduduk negara ini mencapai 32.730.000 jiwa pada tahun 2020. Negara ini dipisahkan ke dalam dua kawasan — Malaysia Barat dan Malaysia Timur — oleh Kepulauan Natuna, wilayah Indonesia di Laut Tiongkok Selatan. Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina. Negara ini terletak di dekat khatulistiwa dan beriklim tropis.


Kepala Negara Negara Malaysia adalah seorang Raja atau seorang Sultan yang dipilih secara bergiliran setiap 5 tahun sekali dengan kandidat para Raja dari sembilan negara bagian yang masih dipimpin oleh Raja. Sedangkan kepala pemerintahan Malaysia dipimpin oleh seorang Perdana Menteri.


Sebelum mencapai kemerdekaan, ekonomi Malaysia banyak dipengaruhi oleh penjajah yaitu pemerintah kolonial Inggris yang membuat berbagai langkah bagi memperbaiki dan mengembangkan ekonomi negara. Pihak pemerintah kolonial Inggris hanya melakukan pengembangan dan pembangunan untuk memajukan sektor ekonomi yang dapat memberi keuntungan secara langsung kepada mereka tetapi tidak memberi timbal balik yang positif terhadap rakyat Malaysia. Pembangunan hanya akan dilakukan oleh pemerintah kolonial Inggris di tempat-tempat yang mendatangkan keuntungan, sedangkan bagi wilayah yang tidak mendatangkan keuntungan bagi pemerintah kolonial hanya dibiarkan saja tanpa disentuh.


Awalnya keadaan Malaysia pada masa-masa awal kemerdekaannya masih belum stabil karena adanya ancaman dari golongan komunis yang memberi ancaman terhadap kedudukan raja-raja Melayu yang didukung oleh Inggris. Namun setelah golongan komunis di Malaysia dapat dilumpuhkan sedikit-demi sedikit keadaan di Malaysia berangsur aman kembali. Keadaan ekonomi di Malaysia sedikit demi sedikit mulai berkembang, hubungan dengan luar negeri mulai bertambah. Akhirnya keadaan darurat yang telah dimulai sejak 1948 dicabut pada 31 Agustus 1960.


Sejak awal kemerdekaannya, parlemen Malaysia didominasi oleh koalisi dari multipartai yang sering disebut Barisan Nasional. Malaysia membagi kekuasaan legislatifnya menjadi 2, antara lain legislatur negeri dan legislatur persekutuan. Parlemen Malaysia bersifat bikameral yang terdiri dari dewan tinggi, dewan rendah, dan Dewan Rakyat (mirip Dewan Perwakilan Rakyat di Indonesia), serta Senat atau Dewan Negara (mirip Dewan Perwakilan Daerah di Indonesia). Kekuasaan eksekutif di Malaysia dipegang oleh perdana menteri dan pelaksanaannya dilaksanakan oleh kabinet di bawah pimpinannya.


Malaysia memiliki sistem ekonomi campuran yang mencakup berbagai kebebasan pribadi, dikombinasikan dengan perencanaan ekonomi terpusat dan peraturan pemerintah. Malaysia masuk sebagai anggota Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), dan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP).


Perkembangan Perekonomian Malaysia


Pada masa pasca kemerdekaan kegiatan ekonomi masyarakat Melayu Malaysia pada umumnya adalah bekerja sebagai petani di sawah dan perkebunan sebagai penyadap getah karet, nelayan, peternak kecil-kecilan dan di daerah tertentu bekerja sebagai buruh pertambangan. Orang-orang dari etnis Cina umumnya bekerja di bidang perniagaan dan perdagangan yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi lokal, daerah dan nasional (Eing, 1979). Sejak dari awal kemerdekaannya, perekonomian Malaysia didukung oleh ekspor hasil produksi bahan baku ke luar negeri. Timah, karet, kayu, minyak mentah, dan minyak sawit merupakan komoditas utama yang menjadi pendukung sektor perekonomian masyarakat dan perekonomian nasional Malaysia.


Malaysia berhasil bertransformasi menjadi negara ekonomi industri berorientasi ekspor yang berkembang cepat, dengan kebijakan ekonomi dan manajemen industri yang tepat sebagai jalan setapak menuju pembangunan yang cepat (Masuyama, 1997 ). Kemajuan suatu negara di bidang industri juga merupakan suatu tolak ukur majunya suatu kebudayaan negara tersebut, juga merupakan indikator berkembangnya penguasaan terhadap ilmu pengetahuan di negara tersebut.


Dekade 1990-an adalah awal dari pencanangan industrialisasi yang ditargetkan oleh Malaysia untuk mencapai cita-citanya menjadi negara industri penuh pada tahun 2020.  Pencanangan industri ini dimulai dengan industri otomotif karena perkembangan dunia yang selama ini mengarah pada tingkat kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi. Selain dari itu Malaysia akan mampu menjual hasil dari produk otomotifnya di dalam maupun di luar negeri yang kemudian akan berdampak terhadap berjalannya roda industri dalam negeri Malaysia sendiri. Di sisi lain, industri otomotif adalah sebuah industri yang membutuhkan penguasaan ilmu pengetahuan maupun ketersedian modal untuk menyokong industri tersebut. Malaysia ingin menunjukkan Keunggulan yang dimilikinya kepada dunia bahwa Malaysia kini telah mampu untuk menyongsong sebagai negara maju dan siap bersaing dengan negara maju lainnya, dengan kemampuannya dalam menguasai ilmu pengetahuan.


  1. Perencanaan dan Pengendaliannya

Pada masa pemerintahan Mahathir, pertumbuhan ekonomi Malaysia berjalan dengan baik seiring dengan pembangunan diberbagai bidang (industri dan jasa) melalui kebijakan ekonomi beliau yang dikenal dengan New Economy Policy. Melalui New Economy Policy Mahathir menerapkan kebijakan-kebijakan yang merustrukturisasi dan meningkatkan tingkat pendapatan etnis Melayu dan juga kehidupannya. Sehingga tidak dapat dipungkiri keberhasilan New Economy Policy ini tidak lepas dari kepiawaian Mahathir yang memiliki visi tidak hanya untuk kemajuan ekonomi namun juga pemerataan pembangunan ekonomi dan hasil-hasilnya untuk semua golongan etnis. Peningkatan pendapatan atau perekonomian etnis Melayu ini dianggap penting oleh Mahathir karena kesenjangan ekonomi antara etnis Cina dan Melayu (etnis Cina yang menguasai perekonomian Malaysia) menjadi salah satu faktor pemicu konflik antar etnis selain faktor politik di Malaysia. 

Program jangka panjang DEB/NEP berakhir pada tahun 1990, akan tetapi setelah berakhirnya program tersebut pemerintah Malaysia tidak hanya berhenti disitu saja. Program DEB/NEP diteruskan dengan program baru yang diberi nama Dasar Pembangunan Nasional (DPN). Fokus dari program DPN tidak jauh berbeda dengan DEB/NEP yaitu mengurangi kemiskinan dan menyusun / mengkontrol sosial masyarakat. Akan tetapi terdapat perbedaan yang di nilai merupakan langkah yang sangat maju dan ambisius. Pertama secara objektif, program DPN ingin mengukuhkan kestabilan bidang ekonomi, sosial dan politik melalui pembangunan di dalam perkotaan dan di pedesaan. Kedua, merupakan langkah sensasional, yaitu keinginan untuk dapat menjadi negara maju dan mengukuhkan keadilan sosial, ekonomi, nilai, etika, moral, kualitas hidup dan mengamalkan prinsip yang adil dan kemajuan ekonomi. Pemerintah Malaysia di bawah Perdana Menteri Dr. Mahathir bin Mohammad meluncurkan program pembangunan selanjutnya yang sangat fenomenal yaitu Vision 2020 atau Wawasan 2020 pada tahun 1990.

Kasus resesi global (krisis moneter) yang terjadi pada tahun 1998 yang melanda beberapa negara Asia Tenggara menjadikan masukan (input) yang penting bagi pembuatan kebijakan ekonomi politik di Malaysia. Malaysian Vision 2020 kemudian resmi disuarakan sebagai kebijakan nasional jangka panjang. Agenda ini disahkan oleh parlemen Malaysia pada tanggal 18 Agustus 1998 dan menjadi pedoman (platform) bagi Barisan Nasional (UMNO) sebagai tujuan pembangunan nasional. Secara ideologis, Malaysian Vision 2020 memiliki empat karakter utama, yaitu : a. Membangun komposisi kehidupan yang lebih baik. b. Membangun kesejahteraan ekonomi yang lebih baik. c. Membangun kemajuan sosial yang lebih baik. d. Membangun model pendidikan yang lebih baik. Visi 2020 bertujuan untuk menciptakan Malaysia bersatu dan toleran secara ekonomi dan etika, yang ditopang dengan ekonomi yang maju, kompetitif dan dinamis. Strategi kunci visi ini adalah peningkatan dan pelaksanaan teknologi maju sebagai sarana akselerasi tingkat industrialisasi dan lompatan menuju status yang lebih kompetitif secara ekonomi (Jin, 1992).

Dalam mendukung pencapaian Malaysian Vision 2020, pemerintah Malaysia juga menjalankan kerjasama luar negeri, baik secara bilatereal, multilateral ataupun dengan organisasi internasional. Salah satu negara yang memiliki peranan penting bagi kerjasama luar negeri Malaysia adalah Amerika Serikat. sejarah hubungan bilateral kedua negara sebenarnya telah terjalin sejak tahn 1981 saat Malaysia berada di bawah kepemimpinan Mahathir Mohammad.

Upaya dalam sektor pariwisata juga dilakukan pemerintah Malaysia dengan mendirikan Tourism Development Corporation (TDC). Kemudian dibawah Kementerian Seni, Kebudayaan, dan Pariwisata. TDC pun kemudian berganti nama menjadi Malaysia Tourism Promotion Board (MTPB). Berbeda dengan TDC, MTPB lebih memegang peran dalam upaya-upaya promosi, koordinasi, dan perencanaan untuk mendorong pertumbuhan industri pariwisata disamping memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing wilayah di Malaysia yang belum tereksplorasi. 

Keinginan setiap wisatawan yang datang ke Malaysia sangat beragam. Untuk itu untuk mengakomodasinya diperlukan suatu konsep yang matang yang dapat membaca setiap keinginan dan setiap keadaan. Malaysia mencoba memanfaatkan keadaan yang ada didalam negaranya, misalnya dari segi penduduk Malaysia terdiri dari berbagai macam suku dan ras. Ras Melayu adalah ras yang dominan di Malaysia dengan presentasi sekitar 50.1% yang kemudian diikuti oleh etnis China, India dan bangsa-bangsa dari Asia lainnya, sehingga tidak salah bila Malaysia kemudian memilih semboyan “Truly Asia” sebagai tajuk dari nation brandingnya, dimana Malaysia adalah Asia yang sebenarnya. Karena jika wisatawan ataupun pengunjung datang ke Malaysia tidak ubahnya seperti telah datang ke seluruh penjuru Asia. Hal tersebut merupakan salah satu konsep multi-kebudayaan yang dapat diangkat untuk menjadi sebuah seni dan pertunjukan di setiap tahunnya. 

  1. Keberhasilan Sistem Ekonomi Campuran

Sejak tahun 1963, Malaysia memiliki dua sistem ekonomi, yaitu sistem ekonomi sara diri dan sistem ekonomi komersil. Sistem sara diri merupakan suatu pemenuhan kebutuhan sehari-hari melalui bercocok tanam, berkebun, dan perikanan yang di mana nantinya ada kelebihan produksi maka akan diperdagangkan di pasar. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem ekonomi komersil adalah sistem ekonomi yang mengedepankan investasi asing dan penanaman modal. Dari campuran kedua sistem ekonomi tersebut, maka mendorong keberhasilan Malaysia, sehingga Malaysia mampu menekankan laju inflasi, karena penggunaan uang lebih sedikit dan mengenai sistem ekonomi komersil yang berhubungan dengan investasi asing mampu mengurangi tingkat pengangguran masyarakat dan dapat meningkatkan pendapatan nasional. Selain itu, kemajuan teknologi juga berperan dalam mempercepat pembangunan infrastruktur. Sehingga hal-hal tersebut mampu menjadikan Malaysia tumbuh dengan cepat.

 Sejak tahun 1970, perekonomian Malaysia mengalami perubahan yang didasarkan pada ekspor bahan mentah, yaitu karet dan timah  yang di mana bahan mentah tersebut yang terkuat, paling beragam, dan tumbuh paling cepat di Asia Tenggara. Malaysia merupakan produsen karet dan minyak sawit serta pengekspor minyak bumi dan gas alam dalam jumlah yang relatif cukup besar. Meskipun memiliki kelebihan dalam bidang bahan mentah, Malaysia semakin menekankan manufaktur yang berorientasi untuk ekspor yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonominya. Dalam perdagangan internasional, Malaysia menerapkan teori keunggulan komparatif yang berupa tenaga kerja yang relatif murah tetapi pendidikan dan infrastruktur berkembang dengan baik, stabilitas politik dan mata uang undervalued, sehingga membuat Malaysia menarik investasi asing yang cukup besar, terutama dari Jepang dan Taiwan.

Pertanian, kehutanan, dan perikanan pernah menjadi basis ekonomi Malaysia, tetapi antara tahun 1970 dan abad ke-21, kontribusi bidang tersebut terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara Malaysia menurun. Selain tu, proporsi Angkatan kerja yang terlibat dalam pertanian juga mengalami penurunan.  Meskipun kemajuan yang luas dibawa oleh pengenalan varietas tanaman yang lebih baik dan pupuk kimia/ pestisida (Revolusi Hijau), produksi beras terus menurun. Penyebabnya adalah kondisi cuaca yang tidak menguntungkan dan hilangnya tenaga kerja pertanian. Maka dari itu, pemerintah telah mengambil Langkah-langkah untuk meningkatkan swasembada beras. Sehingga, pada tahun 2000, produksi mulai meningkat meskipun kekurangan tenaga kerja.  Selain itu, karet dan kelapa sawit merupakan tanaman komersial yang dominan, meskipun kontribusi karet terhadap PDB telah mengalami penurunan, produksi karet tetap penting dan berkaitan erat dengan manufaktur dalam negeri. Malaysia juga telah menjadi salah satu produsen utama minyak sawit dunia. Selain itu, tanaman komersial lainnya adalah kakao, lada, kopi, teh, dan berbagai buah-buahan.

Hutan hujan tropis pada dataran rendah di Malaysia selalu hijau, kaya akan spesies dari famili Dipterocarpaceae yang bernilai ekonomis merupakan formasi hutan yang penting secara komersial. Sarawak dan Sabah merupakan bagian terbesar dari semua produksi kayu. Selain itu, Malaysia juga kaya akan sumberdaya mineral dan pertambangan yang di mana pada bidang itu menyumbang sebagian besar PDB. Bijih logam utama yang dihasilkan Malaysia adalah timah,, bauksit (alumunium), tembaga, besi, mangaan, antimon, merkuri, dan emas. Timah yang merupakan hasil unggulan Malaysia, banyak ditemukan pada endapan aluvial di sepanjang lereng barat Pegunungan Utama di Semenanjung Malaysia.

Sumber daya mineral Malaysia yang paling berharga adalah cadangan minyak bumi dan gas alamnya. Minyak mentah, minyak sulingan, dan gas alam cair bersama-sama menyumbang sebagian besar pendapatan ekspor komoditas negara itu. Hampir semua ladang minyak dan gas utama berada di lepas pantai (lepas pantai timur Semenanjung, Pantai Timur laut Sarawak, dann pantai barat Sabah). Selain itu, Malaysia mandiri dalam memproduksi energi dan sumber daya mintak bumi, yang di mana hal tersebut merupakan sumber energi utama untuk pembangkit listrik. Pada 1990-an dan berlanjut hingga abad ke-21. Malaysia juga sudah mulai memproduksi biofuel dari minyak sawit.

Sejak tahun 1970-an, manufaktur di Malaysia telah mengalami ekspansi yang cepat dengan tujuan untuk memproduksi barang untuk ekspor. Pada awal abad ke-21, sektor ini telah menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi Malaysia yang merupakan bagian terbesar dari PDB Malaysia yang mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja dibandingkan gabungan semua kegiatan utama (misalnya pertanian dan pertambangan).

Pertumbuhan utama yang menonjol dalam manufaktur negara Malaysia adalah perakitan peralatan elektronik, mesin listrik, serta produksi bahan kimia dan tekstil. Ada juga perkembangan substansial dari berbagai industri berat, termasuk pembuatan baja dan produksi mobil (yang terakhir dilaksanakan melalui usaha patungan Malaysia-Jepang). Salah satu strategi yang dirancang untuk mempromosikan ekspor manufaktur adalah pembentukan sejumlah zona perdagangan bebas, yang telah memberikan akses bebas bea ke bahan mentah impor dan suku cadang setengah jadi di samping berbagai insentif investasi dan ekspor. Kawasan industri juga telah didirikan di bagian negara yang kurang berkembang untuk merangsang manufaktur dan untuk menyeimbangkan pertumbuhan industri, tetapi kapasitas manufaktur tetap sangat terkonsentrasi. 

B.      Denmark


  1. Sejarah dan Perkembangannya 

Krisis keuangan intemasional yang terjadi pada tahun 1998 turut mempengaruhi perekonomian Denmark. Pada tahun 1998 untuk pertama kali dalam 9 tahun terakhir neraca perdagangan Denmark mengalami minus sebesar 1 ,2%. Pertumbuhan ekonomi menurun dan 3,1% (1997) menjadi 2,9% (1998). Pada tahun 2000 laju inflasi diperkirakan mencapai 1 ,3%. Denmark menduduki peringkat ke-8 diantara negara-negara pemberi bantuan pembangunan terbesar di dunia, dimana jumlah bantuan pembangunan yang diberikan pertahun adalah 1% dan GDP-nyaatau sekitar 12 juta Kr (US$ 1 ,5 milyar).

Masalah ekonomi yang dihadapi Denmark adalah upaya pembenahan struktur ekonomi untuk menghadapi kemungkinan memburuknya ekonomi global, meningkatnya laju inflasi dan defisit neraca pembayaran. Strategi kebijakan ekonomi yang akan ditempuh dalam tahun mendatang adalah kebijakan untuk menyehatkan keuangan negara, menekan laju inflasi, surplus dalam neraca berjalan, meningkatkan kesempatan kerja dan memelihara lingkungan hidup.

Prioritas utama kebijaksanaan moneter Denmark adalah menjaga stabilitas nilai tukar Danish krone. Dalam referendum mengenai Euro yang dilaksanakan pada tanggal 28 September 2000 mayoritas rakyat Denmark menolak Euro (53,1%) dan 46,9% mendukung Euro.

Pangsa perdagangan luar negeri Denmark masih didominasi oleh mitra dagang utamanya, antara lain Jerman, Swedia, lnggris, ·Norwegia, Perancis, Belanda dan Amerika Serikat.

Dari sekitar 5,1 juta jiwa penduduk Denmark, 70% hidup di daerah perkotaan. Kota yang terbesar adalah Kopenhagen dengan populasi 1 ,3 juta jiwa dan sekaligus menjadi ibukota negara· Denmark.

Pada tahun 1993, jumlah tenaga kerja yang bekerja langsung di bidang pertanian berjumlah 13.000 orang, dibandingkan pada tahun 1985 sebesar 16.000 orang. Akan tetapi jika dilihat dari tenaga kerja yang bekerja di industri yang, mempunyai kaitan dengan bidang pertanian maka sektor pertanian menyediakan kesempatan bagi. 243.000 tenaga kerja. Diperkirakan kurang lebih 1.600 tenaga muda setiap tahun melaksanakan studi di bidang pertanian.

 

1980-1984

1990

1992

1993

Lahan Pertanian

153

109

102

101

Pabrik

514

551

533

511

Gedung dan Bangunan

165

168

159

155

Total

832

828

794

768

Perdagangan, Keuangan, Transportasi, dll

525

590

578

571

Jasa Umum

171

182

176

172

Lain-lain

906

965

969

990

Jasa Perdagangan

1602

1737

1723

1733

Jumlah yang bekerja

2434

2565

2517

501

Tidak bekerja

200

272

318

349

Jumlah tenaga kerja

2634

2837

2835

2850

 

Walaupun sedikit sekali mempunyai sumber kekayaan alam, Denmark merupakan salah satu negara terkaya di dunia dengan pendapatan per kapita US$ 10.950. Bidang yang menonjol adalah manufaktur industri yang menghasilkan 19% dari GOP. Sepertiga hasil industrinya berasal dari sektor pengolahan besi baja, sektor makanan dan minuman dan diikuti sektor industri kimia yang memproduksi pupuk buatan dan obat-obatan. Kegiatan sektor pertambangan minyak dan gas bumi di lepas pantai Laut Utara mempunyai prospek yang cerah. Dalam dasawarsa tahun 1980-an, hasil minyak dan gas bumi di Laut Utara tersebut diharapkan dapat memenuhi sekitar 40% dari seluruh kebutuhan konsumsi energi dalam negeri. Pada tahun 1983, produksi energi Denmark telah mampu memenuhi 20% dari seluruh kebutuhan konsumsi. Sebagai negara industri yang maju, Denmark tetap memberikan perhatian khusus pada sektor pertanian. Sekitar 25% dari penerimaan devisa negara berasal dari sektor ini.

Perdagangan Denmark terutama dilakukan dengan negara-negara ME, EFTA (European Free Trade Association) khususnya Jerman Barat dan lnggris serta dengan negara Nordik. Komoditi ekspor yang terpenting antara lain kayu, produksi kayu dan mebel, kertas, bahan kimiawi industri makanan dan minuman, barang-barang elektronika dan lain-lain. Denmark merupakan negara pengekspor barang-barang elektronika yang terbesar di Eropa setelah Negeri Belanda.


  1. Perencanaan dan Pengendaliannya

Denmark diperkirakan akan menerima sekitar 11½ miliar. DKK dari Fasilitas Pemulihan dan Ketahanan Uni Eropa. Rencana pemulihan Denmark menunjukkan bagaimana Denmark ingin memanfaatkan dana sesuai dengan kriteria. Dana dalam rencana pemulihan Denmark dilengkapi dengan dana nasional yang kira-kira sama.

Landasan utama dalam rencana Denmark adalah untuk mendukung investasi besar-besaran dalam transisi hijau, yang diperlukan untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca di Denmark sebesar 70 persen pada tahun 2030. Target pengurangan ini adalah salah satu yang paling ambisius di dunia. Landasan dari Rencana Pemulihan Denmark adalah memanfaatkan kebutuhan untuk merangsang ekonomi guna mendukung dan mempercepat investasi dalam transisi hijau.

Sementara dana dalam jangka pendek akan membantu merangsang ekonomi dan mendukung pekerjaan dan perusahaan, mereka juga akan berkontribusi untuk mempercepat transisi hijau dalam jangka menengah ke panjang. Sejak Pemerintah mulai menjabat satu setengah tahun yang lalu, keputusan dan kesepakatan politik telah dibuat, yang berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca Denmark sebesar 9,1 Mt pada tahun 2030, di mana inisiatif dalam rencana pemulihan berkontribusi sebesar 2,8 Mt. Jumlah ini sepertiga dari jalan menuju target pengurangan 70 persen. Untuk mencapai 70 persen akan membutuhkan investasi besar antara lain penelitian, teknologi, dan infrastruktur. Oleh karena itu, rencana pemulihan Denmark menyalurkan 60 persen dana untuk inisiatif hijau, menurut definisi Komisi. Ini jauh di atas kriteria UE bahwa setidaknya 37 persen dari alokasi harus berkontribusi pada transisi hijau. 

Rencana Denmark dibangun di atas dialog yang erat dengan masyarakat sipil serta bisnis dan industri. Musim panas lalu, pemerintah Denmark membentuk delapan "tim restart" di lini bisnis pusat dengan partisipasi dari mitra sosial. Mereka menyelidiki kemungkinan inisiatif dengan penekanan khusus pada penguatan peluang ekspor Denmark dan secara teratur melaporkan kesimpulan mereka kepada pemerintah. Selain itu, rencana pemulihan Denmark didasarkan pada rekomendasi dari 13 kemitraan iklim dengan bisnis dan industri. Kemitraan iklim ditugaskan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan solusi hijau baru, yang akan mengurangi emisi bisnis dan industri serta memperkuat daya saing hijau perusahaan. Masing-masing dari 13 kemitraan iklim mempresentasikan rekomendasi mereka kepada pemerintah dan beberapa telah dimasukkan ke dalam rencana pemulihan Denmark. Lebih lanjut, Kementerian Keuangan telah melakukan dialog dengan berbagai pemangku kepentingan dan telah menerima banyak proposal dalam konteks ini. Ini telah dipertimbangkan selama persiapan rencana.

Rencana Pemulihan dan Ketahanan Denmark dikategorikan ke dalam tujuh komponen, yang akan berkontribusi untuk mencapai target iklim Denmark, penciptaan lapangan kerja, digitalisasi, dan kesehatan.


  1. Keberhasilan Sistem Ekonomi Campuran

Ekonomi yang diterapkan di Denmark merupakan ekonomi campuran modern di mana di dalamnya menerapkan standar kehidupan yang nyaman, tingkat layanan dan transfer pemerintahan tinggi, serta ketergantungan yang juga tinggi terhadap perdagangan luar negeri.

Kondisi perekonomian negara Denmark tergolong kuat dengan mengandalkan pada sektor jasa (80%), pertanian dan perikanan (2%), inovasi lingkungan dan industri ringan (11%). Besarnya pendapatan per kapita sekitar US$ 49.600 dengan Pendapatan Domestik Bruto mencapai US$ 300 miliar.

Selain itu, Denmark termasuk sebagai salah satu negara paling tidak korupsi di dunia berdasarkan pada Indeks Persepsi Korupsi. Itulah mengapa Denmark dikenal juga sebagai negara dengan kondisi ekonomi dan bisnis terbaik.Distribusi pendapatan yang merata, pengelolaan pajak yang tepat sasaran, pelayanan publik terbaik, hingga keberhasilannya dalam mengatasi masalah lingkungan menjadikan negara Denmark sebagai yang unggul di segala bidang. Kekayaan alam yang dimiliki Denmark meliputi gas alam, minyak bumi, kapur, garam, batu kapur, batu, kerikil dan pasir. Di bidang pertanian daging babi dan produk susu menjadi andalan negara ini, meskipun begitu terdapat produk lain yang telah diekspor ke sejumlah negara seperti kulit bulu, unggas, dan daging sapi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sistem Ekonomi Campuran di Negara India dan Filipina

    Adelia Vernanda                             (200432619220) 2.       Adilla Naura Ramadhini                (200432619223) 3.       Aldina...