Senin, 11 April 2022

Sistem Ekonomi Campuran di Negara Rusia dan Islandia

 Oleh kelompok 2, dengan angggota :

1. Adnin Intan Syalsabilla        (200432619304)

2. Astria Wahyu Andini            (200432619245)

3. Atsna Himmatul Aliyah        (200432619219)

4. Amanda Indah Ramadany    (200432619221)

5. Andy Muhammad Emrizal    (200432619326)

6. Bariq Athallah                       (200432619337)



SISTEM EKONOMI CAMPURAN NEGARA RUSIA



Sistem ekonomi campuran ini adalah merupakan kombinasi ‘logis’ dari ketidak sempurnaan kedua sistem ekonomi di atas (liberalisme dan etatisme). Selain resesi dunia tahun 1930-an telah menjadi bukti ketidak sanggupan sistem liberalis, langah Gorbachev dan bubarnya kelompok negara-negara komunis, menjadi bukti pula kerapuhan sistem etatisme. Sistem campuran mencoba mengkombinasikan kebaikan dari kedua sistem tersebut, diantaranya menyarankan perlunya campur tangan pemerintah secara aktif dalam kebebasan pihak swasta dalam melaksanakan kegiatan ekonominya. Dengan keinginan seperti ini, banyak negara kemudian memilih sistem ekonomi campuran ini.



Sebagai negara terbesar, penduduk terbanyak, dan secara ekonomi paling berkembang, Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia mengganti namanya menjadi Federasi Rusia dan melanjutkan status hukum dan negara penerus dari Uni Soviet.Saat ini negara ini berbentuk republik semi-presidensial. Sistem ekonomi Negara Rusia seperti menganut sistem ekonomi campuran dimana ada dua sistem yang diterapkan, ketika pemimpin dari Vladimir Ilyich Ulyanov Lenin yang menganut sistem ekonomi sosialis dan pemimpin dari Vladimir Putin yang megubah sistem ekonomi menjadi kapitalis. Disimpulkan Negara Rusia tetap mempertahankan sistem komunisnya dan berkembangnya sistem kapitalis. Dengan pemerintahan sebagai kontrol sistem ekonomis itu sendiri.



Sistem Pemerintah.
Sampai tahun 1917 Rusia merupakan kerajaan/kekaisaran dengan seorang tsar sebagai kepala negara. Pemerintahan dipegang oleh presiden yang berpusat di Kremlin serta perdana menteri yang bertanggung jawab terhadap parlemen namun dengan peranan yang terbatas dibandingkan dengan Presiden.

Pemerintahan Rusia dapat dibagi menjadi:
- Masa Tsar atau Kekaisaran
- Masa Uni Soviet 
- Masa Kepresidenan Rusia

Presiden Rusia:
- Boris Yeltsin (1991-2000)
- Vladimir Putin (2000-2008)
- Dmitry Medvedev (2008-2012)
- Vladimir Putin (2012-sekarang)

Perekonomian Negara Rusia
Rusia termasuk dalam ekonomi pasar berpendapatan tinggi dengan sumber daya alam yang luar biasa besar, terutama minyak dan gas alam. Negara ini menempati posisi ke-15 menurut nominal PDB dan peringkat ke-6 menurut keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP). Sejak awal abad ke-21, konsumsi dalam negeri yang meningkat dan stabilitas politik membawa pertumbuhan ekonomi di Rusia.
Pertumbuhan paling banyak digerakkan oleh jasa non-dagang dan barang untuk pasar domestik. Titik terburuk di Rusia yaitu pasca runtuhnya Soviet. Pengangguran di Rusia adalah 5,45% tahun 2014, turun dari 12,4% tahun 1999. Kelas menengah naik dari 88 juta penduduk tahun 2000 menjadi 104 juta tahun 2013.Impor gula turun hingga 82% antara tahun 2012 dan 2013 berkat naiknya produksi domestik.

Ekspor Unggulan Rusia



Nilai total ekspor Rusia pada tahun 2021 mencapai US$491,6 miliar. Produk ekspor terbesar Rusia berdasarkan nilainya pada 2021 adalah minyak mentah senilai US$110,11 miliar, diikuti minyak olahan US$69,93 miliar. Kemudian nilai ekspor batubara dari Rusia sebesar US$17,56 miliar, emas US$17,36 miliar serta besi dan baja US$9,17 miliar. Rusia merupakan negara dengan kemampuan produksi senjata yang kuat sekaligus eksportir senjata papan atas dunia. Menurut data SIPRI selama periode 2010-2020 Rusia menjadi eksportir senjata kedua terbesar sedangkan peringkat pertama yaitu Amerika Serikat. SIPRI mencatat ekspor senjata Rusia selama periode 2010-2020 bernilai sebesar 70,4 miliar SIPRI TIV. Angka ini setara dengan 23% dari total ekspor senjata global.

SISTEM EKONOMI CAMPURAN NEGARA ISLANDIA


    Republik Islandia adalah sebuah negara Nordik yang terletak di sebelah barat laut Eropa dan sebelah utara Samudra Atlentik, yang terdiri dari Pulau Islandia dan beberapa pulau kecil disekitarnya. Islandia terletak 300 kilometer di sebelah timur Greenland dan 1.000 kilometer Norwegia. Negara islandia ini memiliki jumlah penduduk  sebanyak 332.529 penduduk dan luas 103.000 km persegi, yang menjadikannya sebagai negara dengan penduduk terjarang di Eropa. Islandia adalah negara demokrasi perwakilan dan sebuah repblupik parlementer. Presiden dipilih berdasarkan suara terbanyak untuk masa jabatan empat tahun.

    Negara Islandia merupakan negara yang menganut paham sistem ekonomi campuran yang terlibat dalam perdagangan bebas namun masih berada dalam kontrol dari pemerintah. Dalam sistem ini, pemerintah dan swasta (masyarakat) saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi dengan tujuan untuk mengoreksi distorsi ekonomi. Untuk kegiatan ekonomi di negara islandia ini, pemerintah menyerahkan kepada masyarakatnya dengan kekuatan pasar sebagai acuan kegiatan perekonomiannya, namun pemerintah juga tetap melakukan kendali dan campur tangan agar perekonomian tidak lepas kendali dan tidak hanya menguntungkan pemilik modal besar.

Sejarah Perekonomian Islandia

    Islandia merupakan negara yang memiliki ekonomi kecil dan rentan terhadap perubahan di dunia internasional. Pada tahun 1990-an, Islandia melancarkan reformasi pasar bebas yang pada awalnya menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang kuat, sehingga Islandia dianggap sebagai salah satu negara dengan kebebasan ekonomi terbesar. Pada tahun 2007, Islandia mencapai peringkat satu dalam daftar negara berdasarkan indeks pembangunan manusia (IPM). Akan tetapi, semenjak tahun 2006 Islandia mengalami masalah inflasi dan defisit. Sistem keuangan sempat tumbuh karena pemerintah mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut, tetapi kemudian kembali jatuh akibat terjadinya krisis finansial Islandia 2008. Islandia terpaksa menerima bantuan dana dari dana moneter internasional dan negara-negara eropa lainnya pada November 2008.

Perekonomian Negara Islandia

    Islandia menganut sistem pemerintahan parlementer multipartai dengan jabatan kepala negara dipegang oleh presiden. Sementara itu, kepala pemerintahan diduduki oleh seorang perdana menteri. Sebagian besar perekonomian Islandia ditopang oleh pemanfaatan sumber daya alam terbarukan, mulai dari penangkapan ikan, air, panas bumi, hingga padang rumput. Islandia telah memanfaatkan perkembangan teknologi dengan baik ditandai dengan banyaknya perangkat lunak dan perusahan bioteknologi dalam memanfaatkan sumber daya alam.

    Ekonomi Islandia sangat tergantung pada perikanan, sekitar 40% pendapatan dari ekspor dan 12% PDB berasal dari sektor perikanan. Dalam dekade terakhir, Islandia mulai melakukan diversifikasi ekonomi dengan meningkatkan industri manufaktur dan jasa seperti pariwisata, produksi perangkat lunak dan bioteknologi. Meskipun sebelumnya ekonomi Islandia bergantung pada sektor perikanan, kini pariwisata telah melampaui dengan menjadi industri ekspor utama Islandia. Oleh karena itu, ekonomi Islandia telah berkembang karena industri pariwisata, ekspor, dan investasinya. Ada prediksi bahwa ekonomi Islandia akan terus tumbuh berdasarkan industri peleburan alumunium, perikanan, dan pariwisata.


    Islandia menempati urutan ke-26 sebagai negara terbaik untuk bisnis di dunia. Ekonomi Islandia menggabungkan struktur kapitalis dan prinsip-psrinsip pasar bebas dengan sistem kesejahteraan yang luas. Sumber panas bumi dan tenaga air yang melimpah mampu menarik investasi asing yang besar di sektor alumunium, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memicu minat dari perusahaan teknologi yang ingin membangun pusat data menggunakan energi hijau murah. Oleh karena itu, proyek panas bumi akan dikembangan di berbagai daerah, karena panas bumi tidak hanya dibutuhkan sebagai pembangkit listrik, tetapi juga sebagai sumber utama peningkatan ekonomi.

Upaya dan Pengendalian Perekonomian Islandia

    Untuk mengatur kegiatan perekonomian di Islandia, pemerintah Islandia melakukan kerja sama Internasional dengan negara lain, khususnya dengan negara Uni Eropa. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melakukan  kerja sama luar negeri melalui perjanjian EEA (Eropean Economic Area). Melalui perjanjian ini, Islandia memiliki akses ke pasar Uni Eropa. Islandia bergabung dengan perjanjian EEA sejak tahun 1994 guna melaksanakan kepentingan ekonomi dan politik. Dalam kepentingan ekonomi, Islandia dapat memperluas pasar Internasioalnya sehingga memiliki akses perdagangan ke 28 negara anggota Uni Eropa dan 2 negara EFTA yaitu Norwegia dan Liechtenstein ke dalam suatu pasar bersana yang disebut pasar Internal Uni Eropa. Akses ke pasar internal Uni Eropa menghasilkan peningkatan ekspor Islandia salah satu penyumbang PDB terbesar Islandia. Pertumbuhan PDB  Islandia semakin meningkat sebagai pengaruh meningkatnya kompetisi dari ekspor-impor kenegara-negara anggota EEA. Produksi barang tidak hanya berputar di dalam negeri saja akan tetapi juga berputar di  perdagangan internasional. Ekspor barang Islandia ke EEA adalah 81,8% dan impor barang dari EEA ke Islandia sebesar 61% dari total seluruh impor Islandia.

    Saat terjadi krisis di tahun 2008 yang menyebabkan depresiasi krona (mata uang Islandia)  yang tajam terhadap mata uang utama lainnya. Eksposur asing bank Islandia, yang pinjaman dan aset lainnya berjumlah hampir sembilan kali PDB negara itu, menjadi tidak berkelanjutan. Tiga bank terbesar Islandia runtuh pada akhir 2008. PDB turun 6,8% pada 2009, dan pengangguran mencapai 9,4% pada Februari 2009. Kebijakan yang dilakukan Islandia yaitu mendirikan 3 bank untuk mengambil alih aset domestik dari bank-bank yang runtuh. Dua di antaranya memiliki kepemilikan mayoritas oleh negara, yang bermaksud untuk mengatur kembali mata uang Krona. Sejak runtuhnya sektor keuangan Islandia, prioritas ekonomi pemerintah termasuk menstabilkan krona, menerapkan kontrol modal, mengurangi defisit anggaran Islandia yang tinggi, menahan inflasi, mengatasi utang rumah tangga yang tinggi, merestrukturisasi sektor keuangan, dan mendiversifikasi ekonomi. Lalu, Islandiamencabut Kontrol Modal pada tahun 2017, tetapi beberapa perlindungan finansial, seperti persyaratan cadangan untuk investasi tertentu yang terkait dengan aliran masuk mata uang asing baru, tetap berlaku.

    Pada saat terjadi krisis pada 2008, Islandia mengalami pemulihan karena adanya Booming  di sektor pariwisata. Dari 2010 hingga 2017, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Islandia meningkat hampir 40%.  Sehingga, sejak 2010, pariwisata menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Islandia, dengan jumlah wisatawan mencapai 4,5 kali lipat populasi Islandia pada 2016. Inggris berkontribusi sebanyak 316.395, di belakang warga AS dalam jumlah pengunjung. Booming sektor pariwisata, ditambah dengan investasi yang kuat dengan bisnis di pasar perumahan, membantu perekonomian Islandia tumbuh 7,2 persen pada 2016.

Perencanaan Pembangunan Ekonomi Islandia

    Untuk memenuhi pembangunan ekonomi, Islandia membuat rencana Agenda 2030 yang berpedoman paada SDGs untuk pembangunan ekonomi nasional maupun internasional yang tertera pada Tujuan  Pembangunan  Berkelanjutan /Sustainable Development Goals (SDGs) telah  diintegrasikan  ke  dalam  kebijakan  pemerintah  di  bidang  sosial,  ekonomi  dan urusan  lingkungan,  dengan  penekanan  khusus  pada  pembangunan  masyarakat  yang  damai  dan  adil, bebas  dari  ketakutan  dan  kekerasan. Tujuan dari SDGs tersebut ialah:

 (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

    Di  dalam  negeri,  Pemerintah  mempunyai tujuan  untuk  mengidentifikasi  dan  melayani  lebih  baik  kelompok-kelompok  yang  terpinggirkan  di  masyarakat  dan  membangun  kemitraan  untuk  mengatasi lingkungan . Saat ini, Islandia  masih  menjadi  penyumbang  bersih  perubahan  iklim,  tetapi  menuju netralitas  karbon  yang diperhitungkan hingga tahun  2040.

    Secara  internasional,  Islandia  berbagi  keahliannya  dalam  kesetaraan  gender,  restorasi  lahan,  dan  penggunaan  sumber  daya  laut  dan  energi  alami  yang  berkelanjutan  melalui  kerja  sama internasionalnya dan berkontribusi  pada  kemajuan  global  dalam  SDGs . Lalu, Islandia melakukan promosi  hak  asasi  manusia  untuk  semua,  termasuk  orang-orang  LGBT,  merupakan  landasan  dalam  kebijakan  luar  negeri  Islandia  dan  kerjasama  pembangunan  internasionalnya  –  sejalan  dengan  Agenda  2030  dan  prioritas  domestik  Pemerintah.



Keberhasilan Negara Islandia

    Kebutuhan energi Islandia disokong oleh dua sumber energi terbarukan, tenaga hidro dan geothermal (panas bumi).  Dari kedua sumber energi inilah 99% listrik dan 70% lebih kebutuhan energi Islandia terpenuhi. Hal tersebut membuat pemerintah Islandia untuk mengupayakan negara tersebut menjadi negara yang 100% bebas bahan bakar fosil. Walaupun tidak memiliki cadangan batubara, namun Islandia memiliki wilayah gletser luas yang menghasilkan air dengan volume besar yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan 75,4% energi nasionalnya. Selain itu, Islandia juga dikelilingi oleh gunung api sebagai penghasil energi panas bumi cukup besar yang dimanfaatkan sebagai tempat wisata air panas.


    Islandia pernah mengalami krisis minyak pada tahun 1970-an yang memaksa pemerintah untuk mengubah kebijakan energinya. Oleh karena itu, pemerintah berusaha mengganti minyak bumi dengan tenaga hidro dan panas bumi yang terdapat di Islandia. Pemerintah mengalokasikan dana untuk melakukan eksploitasi sumber daya panas bumi di daerah baru serta membangun sistem transmisi pipa dari sumber panas bumi ke kota, desa, dan wilayah peternakan. Dengan konsistensinya terhadap pengembangan panas bumi dan terus membuat kemajuan dalam pengembangan energi terbarukan. Keberhasilan negara tersebut mengembangkan energi terbarukan menjadikan Islandia menghasilkan teknologi baru.

    Islandia merupakan negara maju yang memiliki pendapatan perkapita sebesar US$ 52.100 dengan produk domestik bruto (PDB) sebesar US$ 17,73 miliar. Adapun data yang menunjukkan bahwa PDB Negara Islandia mengalami peningkatan setiap tahunnya, meskipun pada tahun 2019 dan 2020 mengalami penurunan yang disebabkan adanya pandemi covid-19, sehingga berdampak pada PDB negara Islandia. Di bawah ini menjelaskan bahwa PDB riil Islandia dilaporkan sebesar -5,9% pada Desember 2020, dimana persentase tersebut naik dari sebelumnya sebesar -6,0% pada September 2020. Namun, pada tahun 2021 hingga 2022 PDB Islandia diharapkan kembali naik dengan sudah pulihnya perekonomian Islandia.



    Meskipun demikian, Negara Islandia yang dikenal sebagai negara kecil dengan jumlah penduduk yang paling sedikit di Eropa merupakan salah satu negara yang paling kaya di Eropa. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan menjadinya negara paling aman di dunia, dimana jumlah turis yang datang di Islandia selalu mengalami peningkatan. Islandia mempunyai pemandangan alam yang menakjubkan yang dibarengi dengan tingkat keamanan luar biasa, sehingga para turis merasa aman dengan berkunjungnya di Islandia. Oleh karena itu, pariwisata di Islandia selalu berkembang dan banyak yang datang, sehingga perekonomian Islandia tumbuh salah satunya dari sektor pariwisata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sistem Ekonomi Campuran di Negara India dan Filipina

    Adelia Vernanda                             (200432619220) 2.       Adilla Naura Ramadhini                (200432619223) 3.       Aldina...