Oleh kelompok 2, dengan angggota :
1. Adnin Intan Syalsabilla (200432619304)
2. Astria Wahyu Andini (200432619245)
3. Atsna Himmatul Aliyah (200432619219)
4. Amanda Indah Ramadany (200432619221)
5. Andy Muhammad Emrizal (200432619326)
6. Bariq Athallah (200432619337)
SISTEM EKONOMI CAMPURAN NEGARA RUSIA
Ekspor Unggulan Rusia
Nilai total ekspor Rusia pada tahun 2021 mencapai US$491,6 miliar. Produk ekspor terbesar Rusia berdasarkan nilainya pada 2021 adalah minyak mentah senilai US$110,11 miliar, diikuti minyak olahan US$69,93 miliar. Kemudian nilai ekspor batubara dari Rusia sebesar US$17,56 miliar, emas US$17,36 miliar serta besi dan baja US$9,17 miliar. Rusia merupakan negara dengan kemampuan produksi senjata yang kuat sekaligus eksportir senjata papan atas dunia. Menurut data SIPRI selama periode 2010-2020 Rusia menjadi eksportir senjata kedua terbesar sedangkan peringkat pertama yaitu Amerika Serikat. SIPRI mencatat ekspor senjata Rusia selama periode 2010-2020 bernilai sebesar 70,4 miliar SIPRI TIV. Angka ini setara dengan 23% dari total ekspor senjata global.
Republik Islandia adalah sebuah negara Nordik yang
terletak di sebelah barat laut Eropa dan sebelah utara Samudra Atlentik, yang
terdiri dari Pulau Islandia dan beberapa pulau kecil disekitarnya. Islandia
terletak 300 kilometer di sebelah timur Greenland dan 1.000 kilometer Norwegia.
Negara islandia ini memiliki jumlah penduduk
sebanyak 332.529 penduduk dan luas 103.000 km persegi, yang
menjadikannya sebagai negara dengan penduduk terjarang di Eropa. Islandia
adalah negara demokrasi perwakilan dan sebuah repblupik parlementer. Presiden
dipilih berdasarkan suara terbanyak untuk masa jabatan empat tahun.
Negara Islandia merupakan negara yang menganut paham sistem ekonomi campuran yang terlibat dalam perdagangan bebas namun masih berada dalam kontrol dari pemerintah. Dalam sistem ini, pemerintah dan swasta (masyarakat) saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi dengan tujuan untuk mengoreksi distorsi ekonomi. Untuk kegiatan ekonomi di negara islandia ini, pemerintah menyerahkan kepada masyarakatnya dengan kekuatan pasar sebagai acuan kegiatan perekonomiannya, namun pemerintah juga tetap melakukan kendali dan campur tangan agar perekonomian tidak lepas kendali dan tidak hanya menguntungkan pemilik modal besar.
Sejarah Perekonomian Islandia
Islandia merupakan negara
yang memiliki ekonomi kecil dan rentan terhadap perubahan di dunia
internasional. Pada tahun 1990-an, Islandia melancarkan reformasi pasar bebas
yang pada awalnya menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang kuat, sehingga Islandia
dianggap sebagai salah satu negara dengan kebebasan ekonomi terbesar. Pada
tahun 2007, Islandia mencapai peringkat satu dalam daftar negara berdasarkan
indeks pembangunan manusia (IPM). Akan tetapi, semenjak tahun 2006 Islandia
mengalami masalah inflasi dan defisit. Sistem keuangan sempat tumbuh karena
pemerintah mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut, tetapi
kemudian kembali jatuh akibat terjadinya krisis finansial Islandia 2008.
Islandia terpaksa menerima bantuan dana dari dana moneter internasional dan
negara-negara eropa lainnya pada November 2008.
Perekonomian Negara Islandia
Islandia menganut sistem pemerintahan parlementer multipartai dengan jabatan kepala negara dipegang oleh presiden. Sementara itu, kepala pemerintahan diduduki oleh seorang perdana menteri. Sebagian besar perekonomian Islandia ditopang oleh pemanfaatan sumber daya alam terbarukan, mulai dari penangkapan ikan, air, panas bumi, hingga padang rumput. Islandia telah memanfaatkan perkembangan teknologi dengan baik ditandai dengan banyaknya perangkat lunak dan perusahan bioteknologi dalam memanfaatkan sumber daya alam.
Ekonomi Islandia sangat tergantung pada perikanan, sekitar 40% pendapatan dari ekspor dan 12% PDB berasal dari sektor perikanan. Dalam dekade terakhir, Islandia mulai melakukan diversifikasi ekonomi dengan meningkatkan industri manufaktur dan jasa seperti pariwisata, produksi perangkat lunak dan bioteknologi. Meskipun sebelumnya ekonomi Islandia bergantung pada sektor perikanan, kini pariwisata telah melampaui dengan menjadi industri ekspor utama Islandia. Oleh karena itu, ekonomi Islandia telah berkembang karena industri pariwisata, ekspor, dan investasinya. Ada prediksi bahwa ekonomi Islandia akan terus tumbuh berdasarkan industri peleburan alumunium, perikanan, dan pariwisata.
Islandia menempati urutan
ke-26 sebagai negara terbaik untuk bisnis di dunia. Ekonomi Islandia
menggabungkan struktur kapitalis dan prinsip-psrinsip pasar bebas dengan sistem
kesejahteraan yang luas. Sumber panas bumi dan tenaga air yang melimpah mampu
menarik investasi asing yang besar di sektor alumunium, mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan memicu minat dari perusahaan teknologi yang ingin membangun pusat
data menggunakan energi hijau murah. Oleh karena itu, proyek panas bumi akan
dikembangan di berbagai daerah, karena panas bumi tidak hanya dibutuhkan
sebagai pembangkit listrik, tetapi juga sebagai sumber utama peningkatan
ekonomi.
Upaya dan Pengendalian Perekonomian Islandia
Untuk
mengatur kegiatan perekonomian di Islandia, pemerintah Islandia melakukan kerja
sama Internasional dengan negara lain, khususnya dengan negara Uni Eropa. Salah
satu upaya yang dilakukan yaitu melakukan
kerja sama luar negeri melalui perjanjian EEA (Eropean Economic Area).
Melalui perjanjian ini, Islandia memiliki akses ke pasar Uni Eropa. Islandia
bergabung dengan perjanjian EEA sejak tahun 1994 guna melaksanakan kepentingan
ekonomi dan politik. Dalam kepentingan ekonomi, Islandia dapat memperluas pasar
Internasioalnya sehingga memiliki akses perdagangan ke 28 negara anggota Uni
Eropa dan 2 negara EFTA yaitu Norwegia dan Liechtenstein ke dalam suatu pasar
bersana yang disebut pasar Internal Uni Eropa. Akses ke pasar internal Uni
Eropa menghasilkan peningkatan ekspor Islandia salah satu penyumbang PDB
terbesar Islandia. Pertumbuhan PDB Islandia
semakin meningkat sebagai pengaruh meningkatnya kompetisi dari ekspor-impor
kenegara-negara anggota EEA. Produksi barang tidak hanya berputar di dalam
negeri saja akan tetapi juga berputar di
perdagangan internasional. Ekspor barang Islandia ke EEA adalah 81,8%
dan impor barang dari EEA ke Islandia sebesar 61% dari total seluruh impor Islandia.
Saat terjadi krisis di tahun 2008 yang menyebabkan depresiasi krona (mata uang Islandia) yang tajam terhadap mata uang utama lainnya. Eksposur asing bank Islandia, yang pinjaman dan aset lainnya berjumlah hampir sembilan kali PDB negara itu, menjadi tidak berkelanjutan. Tiga bank terbesar Islandia runtuh pada akhir 2008. PDB turun 6,8% pada 2009, dan pengangguran mencapai 9,4% pada Februari 2009. Kebijakan yang dilakukan Islandia yaitu mendirikan 3 bank untuk mengambil alih aset domestik dari bank-bank yang runtuh. Dua di antaranya memiliki kepemilikan mayoritas oleh negara, yang bermaksud untuk mengatur kembali mata uang Krona. Sejak runtuhnya sektor keuangan Islandia, prioritas ekonomi pemerintah termasuk menstabilkan krona, menerapkan kontrol modal, mengurangi defisit anggaran Islandia yang tinggi, menahan inflasi, mengatasi utang rumah tangga yang tinggi, merestrukturisasi sektor keuangan, dan mendiversifikasi ekonomi. Lalu, Islandiamencabut Kontrol Modal pada tahun 2017, tetapi beberapa perlindungan finansial, seperti persyaratan cadangan untuk investasi tertentu yang terkait dengan aliran masuk mata uang asing baru, tetap berlaku.
Pada saat terjadi krisis pada 2008, Islandia mengalami pemulihan karena adanya Booming di sektor pariwisata. Dari 2010 hingga 2017, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Islandia meningkat hampir 40%. Sehingga, sejak 2010, pariwisata menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Islandia, dengan jumlah wisatawan mencapai 4,5 kali lipat populasi Islandia pada 2016. Inggris berkontribusi sebanyak 316.395, di belakang warga AS dalam jumlah pengunjung. Booming sektor pariwisata, ditambah dengan investasi yang kuat dengan bisnis di pasar perumahan, membantu perekonomian Islandia tumbuh 7,2 persen pada 2016.
Perencanaan Pembangunan Ekonomi Islandia
Untuk
memenuhi pembangunan ekonomi, Islandia membuat rencana Agenda 2030 yang
berpedoman paada SDGs untuk pembangunan ekonomi nasional maupun internasional yang
tertera pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan /Sustainable Development Goals (SDGs)
telah diintegrasikan ke
dalam kebijakan pemerintah
di bidang sosial,
ekonomi dan urusan lingkungan,
dengan penekanan khusus
pada pembangunan masyarakat
yang damai dan
adil, bebas dari ketakutan
dan kekerasan. Tujuan dari SDGs
tersebut ialah:
(1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3)
Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan
Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau;
(8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan
Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang
Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13)
Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16)
Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk
Mencapai Tujuan.
Di dalam
negeri, Pemerintah mempunyai tujuan untuk
mengidentifikasi dan melayani
lebih baik kelompok-kelompok yang
terpinggirkan di masyarakat
dan membangun kemitraan
untuk mengatasi lingkungan . Saat
ini, Islandia masih menjadi
penyumbang bersih perubahan
iklim, tetapi menuju netralitas karbon
yang diperhitungkan hingga tahun
2040.
Secara internasional, Islandia
berbagi keahliannya dalam
kesetaraan gender, restorasi
lahan, dan penggunaan
sumber daya laut
dan energi alami
yang berkelanjutan melalui
kerja sama internasionalnya dan
berkontribusi pada kemajuan
global dalam SDGs . Lalu, Islandia melakukan promosi hak
asasi manusia untuk
semua, termasuk orang-orang
LGBT, merupakan landasan
dalam kebijakan luar
negeri Islandia dan
kerjasama pembangunan internasionalnya –
sejalan dengan Agenda
2030 dan prioritas
domestik Pemerintah.
Keberhasilan Negara Islandia
Kebutuhan energi Islandia
disokong oleh dua sumber energi terbarukan, tenaga hidro dan geothermal (panas
bumi). Dari kedua sumber energi inilah
99% listrik dan 70% lebih kebutuhan energi Islandia terpenuhi. Hal tersebut
membuat pemerintah Islandia untuk mengupayakan negara tersebut menjadi negara
yang 100% bebas bahan bakar fosil. Walaupun tidak memiliki cadangan batubara,
namun Islandia memiliki wilayah gletser luas yang menghasilkan air dengan
volume besar yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik untuk memenuhi
kebutuhan 75,4% energi nasionalnya. Selain itu, Islandia juga dikelilingi oleh
gunung api sebagai penghasil energi panas bumi cukup besar yang dimanfaatkan
sebagai tempat wisata air panas.
Islandia merupakan negara
maju yang memiliki pendapatan perkapita sebesar US$ 52.100 dengan produk
domestik bruto (PDB) sebesar US$ 17,73 miliar. Adapun data yang menunjukkan
bahwa PDB Negara Islandia mengalami peningkatan setiap tahunnya, meskipun pada
tahun 2019 dan 2020 mengalami penurunan yang disebabkan adanya pandemi covid-19,
sehingga berdampak pada PDB negara Islandia. Di bawah ini menjelaskan bahwa PDB
riil Islandia dilaporkan sebesar -5,9% pada Desember 2020, dimana persentase
tersebut naik dari sebelumnya sebesar -6,0% pada September 2020. Namun, pada tahun 2021 hingga 2022 PDB Islandia diharapkan kembali naik dengan
sudah pulihnya perekonomian Islandia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar