Kelompok 3:
1. Adelia Vernanda (200432619220)
2. Adilla Naura Ramadhini (200432619223)
3. Aldina Alfi Cahyani (200432619289)
4. Alfandi Dimas Ananta (200432619297)
5. Alifia Azzahrah (200432619316)
6. Bayu Reza Ananda (200432619324)
PENGERTIAN
IDEOLOGI SOSIALISME
Sosialisme merupakan suatu paham atau ajaran yang
berhubungan dengan ideologi suatu negara. Dalam penerapannya, sosialisme
menjunjung tinggi derajat manusia dengan mengutamakan persamaan derajat setiap
orang. Persamaan derajat tersebut nantinya diharapkan dapat mengahpuskan segala
macam penindasan yang dilakukan manusia terhadap manusia agar tercipta
kesejahteraan. Pada dasarnya istilah
sosialisme pertamakali muncul pada abad ke 19. Maka dari kemunculan istilah
sosialisme tersebut telah menandai usaha dari beberapa pihak dan sejumlah tempat untuk membentuk
organisasi “sosial ” dalam tatanan ekonomi yang sudah ada (Wright: 109). Maka dari
hal inilah sosialisme berusaha untuk menyatukan kebebasan, keadilan dan
hubungan persaudaraan yang dapat tampil di panggung dunia modern yaitu melalui
ide revolusi pada tahun 1789. Sehingga dapat dikatakan bahwa sejarah aktual
sosialisme memperlihatkan bahwa di dalam maupun di luar landasan bersama selalu
ada beragam tradisi.
SISTEM EKONOMI SOSIALIS/TERPIMPIN/KOMANDO
Negara Kuba
Gerakan dan
Pemikiran Che Guevara
Apabila berbicara tentang keadaan
Kuba yang dipengaruhi Amerika Serikat, maka kita akan mengingat salah seorang
tokoh sosialis yang sangat terkenal yaitu Che Guevara. Amerika Serikat sebagai
negara adidaya akan selalu merasa terancam oleh letupan-letupan revolusi
terutama dari beberapa negara maupun dari beberapa orang yang dirasa menggangu
kepentingannya dalam imperialisme. Meskipun gangguan tersebut sangat kecil akan
tetapi, Amerika akan merasa terusik hingga akhirnya akan gangguan tersebut akan
dimusnahkan. Sosok revolusioner yang menjadi incaran Amerika Seikat salah
satunya ialah Che Guevara. Selain itu, sosok Che Guevara juga menjadi populer
karena gerakan revolusionernya.
Sosok Che adalah sosok pejuang yang
ulet dan tidak mudah menyerah. Salah satu kisah hidupnya yang menunjukkan
semangat juangnya adalah ketika ia tertembak dua kali dan mengirim surat untuk
keluarganya (Kornbluh, 2005 : 9). Ini tampak terlihat bahwasannya sosok seorang
Che Guevara meskipun dalm kondisi yang amat membahayakan masih saja teringat
dengan dengan keluarga. Che merupakan sosialis asal Argentina, ia adalah
seorang mahasiswa di Universitas Buenos Aires yang berasal dari keluarga
ekonomi menengah liberal.
Che merupakan seorang mahasiswa yang idealis, dimana ia
memandang segala permasalahan dari sudut pandang politisnya yang sangat
menarik. Sehingga garis pemikiran dan tindakannya lah yang menjadikan ia
mempunyai keinginan untuk berkembang dan bangkit dari pemberontak yang agak
borjuis menjadi pemimpin yang efektif.
Ia tidak ingin menjadi pecundang hanya dengan bersembunyi melihat saudaranya
mendapat tekanan-tekanan imperialisme oleh Amerika Serikat. Meskipun ia bukan
warga negara Kuba, akan tetapi ia bertekad bulat untuk mengabdikan diri dalam
mencapai tujuan sosialisnya. Maka pandanganya yang semakin dalam tersebut telah
mendekati pandangan para marxis yang telah mendalangi terjadinya terjadinya
revolusi rusia.
Oleh karena itu, Che Guevara kemudian menjadi sosok yang
mampu memimpin gerakan revolusi. Sehingga sangat tidak aneh jika Che Guevara
mendapat pujian karena telah turut menuntun perjalanan untuk mencapai perubahan
dimana ia sangat tidak peduli apapaun konsekwensi yang akan terjadi. Selain Che
Guevara, terdapat pula para pemimpin dan warga yang memiliki keinginan yang sama
untuk bangkit dari suatu generasi pecundang menjadi generasi pejuang
revolusioner yang ditandai dengan tidak mau menerima desakan atau pengaruh
untuk mundur Disisi lain Che Guevara
telah berani mengaburkan signifikansi sang pemimpin gerilya yang berani ini
sebagai seorang tokoh politik (Kurniawan, 2005:3).
Pemikiran sosialisnya muncul ketik ia sering melakukan perjalanan panjang dengan temannya yang bernama Alberto Granado. Petualangan pertamanya dilakukan pada tahun 1951 dan 1952. Berawal dari petualangannnya itulah, ia kemudian dapat melihat keadaan yang ia jumapai seperti orang miskin, gelandangan dan masyarakat terbelakang serta terpuruk lainnya. Sehingga dari pengamatannya itulah ia mulai memunculkan pemikiran sosialis dan politiknya. Ia merasa apa yang dia lihat merupakan suatu penderiaan yang dapat dia rasakan pula. Seperti ungkapan yang menyatakan bahwa apabila salah satu bagian dari tubuh disakiti, maka seluruh anggota dari tubuh seharusnya ikut merasa sakit pula. Ia yakin bahwa perasaan senasib yang sesungguhnya hanya akan diraih lewat kegiatan sosial (Makkawaru, 2006: 7). Sikap kritis juga ia tunjukkan dengan berdemonstrasi terhadap presiden Argentina, Juan peron pada tahun 1952.
Selanjutnya, ia juga membantu pertahanan
Guatemala ketika pemerintahan Guatemala dikudeta oleh Central Intel-ligence
Agency (CIA) pada tahun 1954. Ketika berada di Guatemala itulah ia menyaksikan
tergulingnya pemerintahan sosialis radikal Jacobo Arbenz oleh Castello Armas
yang didalangi oleh Amerika Serikat. ia tidak bisa melakukan apa-apa kecuali
mencatat bahwa CIA berperan dalam aksi kontra-revolusi (Guevara, 1987). Setelah
itu, ia melarikan diri ke Meksiko pada tahun 1955.
Di Meksiko itulah ia bertemu dengan seorang revolusioner Kuba yang bernama Fidel Castro. Disanalah ia mulai membentuk sebuah gerakan revolusioner akan tetapi ia bekerja sebagai tenaga medis dan pelatih teknik perang gerilya. Pada tanggal 2 Desember 1956 mulai dilakukan penyerangan pertama terhadap rezim Batista. Akibat kemenangannya, kemudian gerakan tersebut mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Karena kecerdikannya, Guevara akhirnya menjadi wakil Letnan Castro yang sangat berbakat.
Dalam bulan-bulan April dan Juni 1958 perbedaan antara
dua kutub dapat dilihat dalam gelombang pemberontakan. Pada awal bulan
Februari, gelombang secara perlahan meningkat hingga menjadi sebuah ancaman
yang ditandai dengan terjadinya sebuah gejolak yang tak terbendung.
Rakyat mulai memberontak melawan pemerintahan diktator
Batista diseluruh penjuru negeri, terutama di Provinsi Oriente. Misi Guevara
pada fase pertama kali ini adalah mempertahankan front yang dikuasai oleh
brigade keempat. Hanya dengan mempertahankan prinsip Guevara dan Castro yaitu
bahwa yang terpenting dalam sebuah serangan bukanlah jumlah pasukan musuh,
melainkan jumlah orang yang mereka butuhkan untuk membuat posisi mereka tidak
lagi rawan. Sehingga pemikiran itulah yang menjadi kunci kesuksesan meraka.
Pemikiran tersebut merupakan taktik dasar dari pergerakan revolusioner mereka.
Oleh sebab itu, dalam berbagi penyerangan, pasukan Che dikumpulkan disekeliling
pos komando terlebih dahulu untuk kemudian membentuk sebuah kekuatan berupa
front tunggal (Guevara, 1987). Hingga akhirnya pada tanggal 2 Januari 1959,
dengan segala usaha Guevara berhasil memasuki Havana dan membentuk pemerintahan
sementara. Pemerintahan tersebut dipegang oleh Castro yangaman menjabat sebagai
Perdana Menteri. Perubahan dalam pemerintahan revolusioner yang baru tersebut
kemudian ditandai dengan dieksekusinya para Batistianos (pengikut rezim
Batista) yang mendukung selama Batista berkuasa.
Pada bulan Februari 1960, Kuba meningkatkan usaha sosialisnya dengan melakukan perjanjian bersama Uni Soviet bahwa Kuba akan membeli minyak dari Uni Soviet yang kemudian akan ditukar dengan gula oleh Kuba dan sebagi jaminannya ialah kredit Amerika. Mendengar hal tersebut, Amerika Serikat membalasnya dengan menunda pengiriman minyak dan membatasi pembelian gula dari Kuba. Amerika Serikat juga menjalankan operasi rahasia yang dikoordinasi oleh CIA yang bertujuan membentuk kekuatan militer yang berasal dari orang-orang buangan Kuba untuk menginvasi pulau dan menjatuhkan pemerintahan Castro.
Pada bulan Mei 1960, Kuba menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Soviet. Kerjasama diplomatik tersebut ditandai dengan penyitaan properti Amerika Serikat dan perjanjian-perjanjian yang dilakukan dengan negara-negara komunis lainnya. Oleh karena itu, akibat besarnya pengaruh perjuangan Kuba oleh Guevara sehingga majalah “Time” menampilakn berita mengenai Guevara yang menjadi pelopor Kuba untuk menganut pemerintahan kiri dan menjalankan segala usaha untuk lepas dari pengaruh Amerika Serikat.
Hingga akhirnya, pada tanggal 3
Januari 1961 Amerika Serikat benar-benar memutuskan hubungan diplomatik dengan
Kuba. Sehingga Amerika mengintensifkan serangan-serangannya untuk menjatuhkan
pemerintahan Castro di Kuba. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Guevara
selalu aktif untuk mencari relasi perdagangan dengan negara-negara komunis dan
sosialis. Kerjasama perdagangan tersebut salah satunya yaitu bekerja dengan Uni
Soviet. Ketika ia menjabat sebagai Menteri Perindustrian Kuba pada tanggal 23
Februari 1961, ia mampu menstabilkan harga bahan pokok, mengurangi pinjaman dan
meletakkan pengontrolan pada akumulasi modal swasta.
Bahkan, ia mengkritik Castro karena
dana untuk angkatan bersenjata terlalu berlebihan dibandingkan dengan
penggunaan atau pemanfaatan dalam pengembangan sektor industri. Kemudian pada
tanggal 26 Juli 1961 gerakan revolusi bergabung dengan partai komunis Kuba dan
Castro mendeklarasikan Kuba sebagai negara sosialis (Makkawaru, 2006: 13). Meskipun pada saat itu pemimpin
Uni Soviet, Nikita Krushef menyatakan bahwa Castro bukanlah seorang komunis
karena Castro memperoleh kekuasaannya di Kuba bukan berdasarkan pemilihan
melainkan karena kharismanya.
Hingga tahun 1963, Amerika Serikat
masih memusuhi Kuba yang terlihat ketika semakin ditunjukkannya pembatasan
ekonomi berupa pembekuan aset dan larangan-larangan pemerintah Amerika terhadap
warganya untuk melakukan transaksi dengan Kuba maupun larangan melakukan
perjalanan ke Kuba. Menghadapi keadaan tersebut, satu-satunya jalan untuk
mencapai sosialisme menurut Guevara ialah dengan cara perang. Selain itu, Guevara
juga melakukan perjalanan untuk mencari pengetahuan dan mencari kelompok yang
memiliki tujuan yang sama untuk memperjuangkan sosialisme. Untuk kemudian
kelompok tersebut diharapkan dapat bekerjasama membentuk organisasi solidaritas
dengan para gerilyawan serta kelompok revolusioner dari beragai penjuru dunia.
Perjuangan Guevara juga sampaikan kepada dunia ketika ia menjadi
perwakilan dalam sebuah konferensi PBB. Ia menyampaikan tentang bencana akibat
imperialisme barat di negara-negara berkembang. Ia juga meminta kepada dunia
untuk turut serta menangani permasalahan tersebut. Permasalahan yang terjadi
antar negara tersebut bersumber dari perbedaan keadaan sosial ekonomi suatu
negara. Sehingga, solusi yang harus diselesaikan terlebih dahulu yaitu mengenai
perbedaan ekonomi dan sosial suatu negara. Selain itu, yang perlu disadari
yaitu Amerika Serikat bukan pemegang kemerdekaan. Akan tetapi, pihak yang
gencar dalam menyerukan ekploitasi dan penindasan.
Menurut Guevara, sosialisme tidak akan ada tanpa perubahan kesadaran pada perbuatan fraternal yang baru terhadap humanisme, tidak hanya dalam masyarakat dimana sedang atau telah dibangun sosialisme, namun juga dalam sebuah skala dunia terhadap semua orang yang menderita karena penindasan imperialisme. Kemudian pada bulan April 1965, Guevara melepaskan seluruh jabatan dan kewarganegaraannya untuk kemudian ia benar-benar konsentrasi dalam perjuangannya melawan imperialisme.
Sedangkan pada tahun 1966, Che Guevara tiba di
Bolivia kira-kira antar minggu ke dua, bulan September dan minggu pertama bulan
November 1966 (Kornbluh, 2005 : 29). Che memilih Bolivia sebagai pusat
revolusioner dikarenakan:
- Bolivia di mata kepentingan keamanan Amerika memilii
prioritas dan ancaman yang lebih rendah dibanding dengan negara-negara lembah
Sungai Karibia
- Kondisi social dan kemiskinan
Bolivia yang sedemikian rupa sehingga Bolivia rentan terhadap ideology-ideolgi
revolusioner.
- Bolivia memiliki perbatasan dengan lima Negara, yang memungkinkan revolusi menyebar dengan mudah kalau gerilya tersebut berhasil.
Akan tetapi, pada tanggal 8 Oktober 1967 Guevara dijebak
oleh pasukan terlatih Amerika Serikat serta pasukan Bolivia yang mendapat
mandat dari CIA. Keesokan harinya, ia dieksekusi dengan empat tembakan di
dadanya. Kematian Che Guevara tersebut akan menjadi inspirasi revolusioner masa
depan dengan kepergiannya secara heroik. Che adalah sosok seseorang yang tidak bergantung dengan apa yng diajarkan
oleh oleh para pemimpinnya. Dan dari tiap-tiap momen historis dalam perang
gerilya tersebut, ia membentuk suatu bingkai konsep sosial dan apresiasi yang
jelas atas realita.
PENERAPAN IDEOLOGI SOSIALISME DI KUBA
A. EKONOMI
Kondisi dan letak geografis Kuba sedikit banyak memberi pengaruh terhadap perkembangan sejarah. Pendudukan yang dilakukan Bangsa Spanyol menjadikan Kuba sebagai negara yang multikultur. Awalnya ekonomi Kuba berputar pada perkebunan kopi kemudian merambah pada tembakau. Perkembangan ekonomi Kuba sangatlah tipikal, yang ditandai dengan monoagrikultur, basis buruh, dan agrikultur yang berorientasi pada ekspor. Sehingga, perkembangan ekonomi sangat stagnant dan tidak dirasakan oleh masyarakat kelas bawah.
Dibawah tekanan ketidakpuasan rakyat, Castro agak melunak dengan memberi kebebasan rakyatnya yang akan meninggalkan tanah air, membebaskan para tahanan elit politik, menerima dan menghargai pendapat umum secara bebas. Kuba mulai mengundang investor baru, untuk menopang embargo Amerika dan ambruknya Soviet. Investor itu utamanya dari Kanada, Mexiko serta Negara Uni Eropa, untuk memompa roda ekonomi melalui joint-venture jutaan US$, pada umumnya di bidang pariwisata, nikel, minyak, industri farmasi dan gula. Tahun 1993, Castro memberi ijin berlakunya mata uang dolar. Bagi pertumbuhan ekonomi sangat menguntungkan, namun dari segi kesamaan sosial sangat bertentangan, sehingga rakyat terbagi dalam dua kelas; kelas dolar dan tanpa dolar. Pada tahun 1868-1878 terjadi ‘Perang 10 Tahun’ yang menjadi penanda kebangkitan gerakan nasionalis di Kuba. Tahun 1880 perekonomian Kuba didominasi oleh perdagangan dan investasi Amerika Serikat. Penduduk Kuba yang kaya banyak pro terhadap AS dan berhasil menyingkirkan Spayol. Namun, Spanyol belum keluar sepenuhnya dari Kuba saat Jose Marti, melakukan gerilya di pegunungan. Sebagai respon balasan, Spanyol mendirikan kamp konsentrasi untuk memusnahkan pemberontak. Tetapi, AS dengan sigap membantu Kuba dalam melawan Spanyol dengan alasan moral, mengamankan perdagangan mereka, agama, dan penilaian bahwa Spayol telah misrule.
Pendudukan militer AS dianggap sebagai ‘pencerahan’ dimana mereka membangun sekolah, jalanan, dan jaringan telegraf untuk menjaga Kuba tetap pada orbit AS. Di lain sisi, Kuba dibiarkan memilih konstitusi sendiri namun AS memaksa Kuba untuk tunduk pada ‘Platt Amendment’ yang memberikan hak kepada AS untuk melakukan intervensi terhadap politik domestik. Perkebunan tebu adalah salah satu produk Kuba yang sangat vital perannya. Namun, siklus penanaman tebu ternyata membawa dampak yang kurang baik terhadap buruh. Tebu ditanam antara 5-25 tahun sekali dengan masa panen yang terlalu sering. Sehingga, timbul masalah ‘dead season’ yang dialami buruh. Buruh, tidak memiliki uang untuk membeli tanah dan posisi mereka hany berfokus pada perbaikan kondisi kerja dan kenaikan gaji.
AS adalah satu-satunya partner perdagangan gula Kuba, dominasinya sangatlah besar. Pada tahun 1903, Kuba dan AS sepakat saling mengurangi tarif dagang mereka satu sama lain. Sampai tahun 1930 dimana terjadi krisis dunia, hal yang dilakukan oleh keduanya adalah melakukan penyesuaian tarif baru. Bisa dikatakan pada masa pemerintahan Presiden Machado adalah pemerintahan paling terkorup. Sifatnya yang sangat represif memancing munculnya nasionalis Kuba. Bersamaan dengan krisis tahun 1930-an, tidak ada kebijakan Machado yang mempu membebaskan Kuba dari krisis. Akhirnya muncul oposisi dari golongan mahasiswa, pemimpinburuh, reformer kelas menengah, dan politisi yang terpinggirkan.
Pada tahun 1933, pemerintahan diambil alih oleh Sersan Fulgencio Batista dia mengklaim bahwa pemerintahan baru adalah revolusi sosial baru. Tapi ternyata tidak, Batista tidak segan memecat Grau, seorang pemimpin buruh yang dulunya bersama Batista memperjuangankan kemapanan sosial bersama. Selama pemerintahan Batista, banyak terjadi demonstrasi yang menginginkan Kuba terlepas dari orang- yang haus akan kekuasaan. Demontrasi dikatakan sebagai titik cerah karena munculnya kesadaran akan perlunya penggulingan kekuasaan.
B. POLITIK
Meskipun krisis diplomatik Kuba dimulai tahun 1961, USA tetap berlanjut menekan Kuba, akibatnya Castro harus banyak menengok ke Soviet. Tahun 1965 didirikanlah "Partai Komunis Kuba" dan tahun berikutnya Castro banyak mengexspor ide revolusionernya. Dia menjelaskan kepada dunia, bila dimasa datang akan terjadi Sierra Maestra yang lain. Selanjutnya sistem sosialis che meniru model Mao Tse-tung (pertanian). Che meninggalkan Kuba untuk memimpin gerilya ke Afrika dan Bolivia. Ketika dia ditembak di Bolivia tahun 1967, Castro menyadari bila dia harus mencari jalan lain dalam merebut pengaruh internasional. Castro merancang kemampuan swadaya dari dalam negeri. Melalui pengolahan tebunya dia harapkan Kuba akan menggantungkan pada export gula. Sudah cukup banyak orangberpendidikan tinggi meninggalkan Kuba, sehingga kekurangan tenaga kerja berkwalitas, ditambah blokade USA dari impor mesin.
C. BUDAYA
Marx dalam kritiknya terhadap filosofi Hegel mengatakan; agama adalah opium bagi rakyat. Didasari pada era reformasi di Prancis yaitu konflik berdarah antar agama, disamping dipicu oleh gerakan Luther dan Calvin. Sistem komunis dan sosialis membuat takut para pemeluk agama, takut gereja ditutup, takut pendeta akan dibunuh juga para biarawati akan diperkosa. Tapi hal itu tak terjadi di Kuba, Castro sendiri saat memimpin revolusi mengenakan kalung "salip", pemberian seorang gadis dari Santiago meskipun dia tidak beragama tersebut. Colombus datang membawa pedang dan gereja, diikuti perampok Spanyol datang kesini melarang suku Indian menyembah batu, tapi mereka sendiri menyembah emas.
D. SOSIAL
Memasuki gerbang sosialisme banyak yang perlu di pangkas, antara lain diskriminasi antar etnis. Pemerintah mengenalkan dan memasyarakatkan semboyan; Libertad (kebebasan), Egalidad (persamaan) dan Fraternidad (persaudaraan). Kuba terdiri dari dua kelompok etnis besar yaitu kulit putih dan kulit hitam, saat era Batista sebagian besar kulit putihlah yang berkuasa/mempunyai hak, sedang kulit hitamnya sedikit mendapat kesempatan.
Faham sosialis justru menentang bentuk kelas, makanya Castro mempunyai resep untuk mengatasi masalah rasisme, dengan cara "kawin campur". Yang agak sulit di daerah taman Santa Clara, dimana sejak dulu hanya anak2 muda kulit putih yang boleh bermain, kemudian Castro memberi saran agar dibagi dua tahap waktu bermain. Misal; hari ini untuk bermain anak kulit putih, dan besoknya untuk anak kulit hitam. Lama kelamaan mereka bermain bersama dan pembauran cukup berhasil.
Kuba mendapat kritik dan kecaman internasional atas pelanggaran HAM, Amnesti Internasional melaporkan keburukan pelayanan para tahanan. Pada tahun 1989 Jenderal Arnaldo Ochoa, perwira tinggi militer dan enam perwira lainnya, terlibat korupsi dan memberi ijin pengedaran obat terlarang dari Kolombia lewat Kuba dan dijual di Amerika. Para petinggi militer ini langsung dijatuhi hukuman tembak mati. Namun, banyak kalangan mengkritik Castro, bila hukumannya terlalu cepat dan berlebihan serta di dramatisir.
SISTEM EKONOMI SOSIALIS/TERPIMPIN/KOMANDO
NEGARA KOREA UTARA
Sejarah Perekonomian Korea Utara
Sejarah terbentuknya Korea yang banyak ditandai dengan berbagai perang, serbuan, dan dominasi asing tidaklah membuat tenang masyarakat Korea. Ketika Jepang dikalahkan pada Perang Dunia II tahun 1945, akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1945 bangsa Korea berhasil memperoleh kemerdekaannya, namun hal itu tidak bertahan lama karena Korea terbagi menjadi dua negara, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Dimana tentara Uni Soviet (kini Rusia) menduduki bagian Utara Semenanjung Korea sedangkan Amerika Serikat dibagian Selatan.
Pada tahun 1945, setelah Perang Dunia II dengan dukungan pasukan Uni Soviet, Kim Il Sung mengusung reformasi di bidang sosial dan ekonomi bahkan militer. Kim Il Sung mengembangkan doktrin yang disebut “Juche” sejak tahun 1960, dimana doktrin ini sejenis nasionalisme yang didefinisikan sebagai keyakinan untuk melakukan percepatan kemajuan dalam bidang politik, ekonomi, dan pertahanan di atas kemampuan sendiri. Doktrin ini sengaja dikembangkan untuk membentuk rakyat Korea Utara agar mengabdikan diri mereka pada pengembangan bercorak sosialis tanpa bantuan pihak asing. Apalagi dukungan Uni Soviet pada saat itu melemah sehingga Kim Il Sung memodernisasi Korea Utara dengan memfokuskan pada kekuasaan negara dalam perencanaan ekonomi, rekonstruksi, industri berat, dan pengembangan militer.
Upaya yang dilakukan Kim Il Sung ini berhasil sampai dengan dekade 1970-an ketika perkembangan ekonomi bergerak maju. Namun kinerja Kim Il Sung ini lama kelamaan membuat kinerja ekonomi Korea Utara mengalami kemunduran, karena sikap keras dan provokatifnya Kim Il Sung untuk tidak menerima investasi asing atau memberikan kesempatan pada perusahaan swasta serta tidak adanya lagi subsidi dari Uni Soviet setelah bubarnya Uni Soviet. Secara langsung maupun tidak langsung sistem politik Korea Utara terpengaruh oleh runtuhnya komunisme di Eropa Timur dan terutama Uni Soviet.
Sejak runtuhnya komunis, kebijakan nasional Korea Utara terfokus pada mempertahankan rezim sosialisnya selagi mengalami perubahan yang diakibatkan kehancuran perekonomiannya, terutama sejak kematian presiden Kim Il Sung yang kemudian digantikan oleh anaknya, Kim Jong Il. Pejabat Korea Utara menyatakan bahwa walaupun blok komunis telah runtuh, mereka akan bertahan pada sistem sosialisnya tanpa melakukan penyimpangan sedikitpun dari sistem sosialis, hal ini dikemukakan juga pada kebijakan militernya.
Korea Utara menyatakan bahwa ideologi Juche dibuat oleh Kim Il Sung dan filosofinya dikembangkan oleh anaknya Kim Jong Il. Hal ini telah menjadi bagian dari rencana Pyongyang untuk mensukseskan Dinasti Kim dan untuk memperkuat statusnya sebagai pensukses rencana ayahnya yang tidak dapat di sangkal. Ideologi Juche sebagian besar terdiri dari dua bagian, yaitu :
- Teori filosofis, yang menegakkan bahwa masyarakat merupakan penguasa dari sejarah dan revolusi.
- Prinsip sebagai pedoman, atau “Pandangan Revolusioner Pemimpin”, yang menyatakan bahwa, masyarakat tidak di perkenankan untuk mengambil tindakan spontanitas dan revolusioner kecuali mereka termasuk dalam tentara revolusioner dan dipimpin oleh Suryong.
Pada tahun 1980, Korea Utara menyatakan, Kim Jong Il sebagai pengembang konsep “Pandangan Revolusioner” menjadi lebih teoritis dan sistematik dengan memperkenalkan apa yang disebut sebagai “Teori Badan Sosial Politik yang Abadi”. Walaupun konstitusi Korea Utara membawa berbagai ketentuan yang menetapkan kebebasan untuk berbicara dan berkelompok, sesungguhnya warga negara Korea Utara telah menjadi budak seperti yang di sebut dalam “10 Prinsip untuk memperkuat sistem partai yang ideologis monolitis”. Adapun 10 prinsip tersebut diantaranya:
Pemerintahan Kim Jong Il menghadapi tekanan yang sangat serius untuk menyelesaikan masalah ekonomi yang melanda Korea Utara, yang semakin parah, sehingga mau tidak mau pemerintahan Kim Jong Il harus melakukan kebijakan luar negerinya untuk membuka diri terhadap dunia luar khususnya dunia internasional, di mana jika hal tersebut tidak dilakukan kondisi Korea Utara akan bertambah buruk. Korea Utara berusaha berjuang keras mengatasi krisis pangan dengan membuka hubungan diplomatik dengan negara lain. Pada tahun 1990, Perekonomian Korea Utara yang sangat anjlok adalah sektor pertanian, perhutanan dan perikanan. Pihak Korea Utara menyatakan bahwa keruntuhan Uni Soviet membawa kesulitan bagi negaranya, dan menyebabkan pukulan yang fatal bagi Korea Utara karena Uni Soviet dan Eropa Timur merupakan rekan dagang mereka. sebelum runtuhnya Uni Soviet pun perekonomian Korea Utara memang rendah, tetapi pertumbuhan ekonomi tidak dalam keadaan minus seperti sekarang ini, sehingga dengan runtuhnya Uni Soviet semakin memperburuk perekonomian Korea Utara. Dalam bidang ekonomi, hingga kini Korea Utara merupakan negara yang tetap konsisten mempertahankan sistem ekonomi dan perdagangan yang berazas sosialis-komunis yang tertutup. Hal ini tercermin dalam pembangunan ekonomi negara yang berdasar pada azas “Chajusong”, yaitu membangun atas dasar kekuatan dan kepercayaan sendiri (mandiri), serta dengan memanfaatkan sumber-sumber alam di dalam negeri semaksimal mungkin. Selain itu juga menghindari ketergantungan hubungan dan kerja sama dengan negara-negara lain. Kebijakan negara yang ingin mempertahankan sistem sosialis yang mandiri (melalui ajaran Juche) kiranya turut menjadi sebab sulitnya negara ini mengadaptasi sistem ekonomi pasar. Kegiatan ekonomi nasional Korea Utara merupakan titik lemah dalam sistem kenegaraan secara keseluruhan yang antara lain disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut : a. Berlakunya Sistem Ekonomi Sosialis Ortodoks. Masih diberlakukannya larangan bagi masyarakat untuk berdagang guna mencari kepentingan dan manfaat sendiri, kecuali di dalam koperasi-koperasi yang disetujui dan dibentuk menurut aturan pusat. Dalam pada itu, kemampuan dan kemauan masyarakat untuk memperbaiki taraf hidupnya sendiri sangat dibatasi oleh norma “kebersamaan”, di mana seseorang tidak boleh “memiliki lebih” dari yang lainnya (solidaritas dalam arti sempit). b. Sumber Daya Alam Yang Terbatas Secara geografis wilayah Korea Utara dikenal sebagai daerah yang tidak banyak memiliki tanah subur dan sering kali diterpa banjir dan musim dingin yang berat. Hal ini memaksa pilihan kebijakan pemerintah Korea Utara untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir. Karena tidak alternatif lain yang bisa dikembangkan, misalnya tenaga air, tenaga surya ataupun uap. Sumber daya alam yang terbatas juga mempengaruhi industri manufakturnya, karena menderita kelangkaan bahan bakar maupun biji besi yang disuplai oleh Rusia dan Cina. c. Sistem yang tertutup terhadap Pengaruh maupun Teknologi Asing. Sistem sosialis “Juche” yang dianut oleh Korea Utara menekankan kemandirian pada segala bidang, yang pada akhirnya menutup kesempatan dalam menerima ahli teknologi maupun bantuan kerja sama dengan negara lain. Mitra kerja sama luar negeri tradisional (Rusia dan Cina) yang dulu secara otomatis mewariskan teknologinya ke Korea Utara tidak lagi menganggap sebagai sesuatu yang bermanfaat. Pandangan ini juga dipengaruhi oleh tidak adanya keuntungan ekonomis, padahal kepada kedua negara itulah Korea Utara bersedia membuka diri secara otomatis dan bersedia menerima pengaruh. d. Teknologi Industri yang Terbelakang. Sektor industri Korea Utara merupakan bidang usaha yang potensial untuk dikembangkan, namun terhambat geraknya karena masih menunggu suntikan modal dan teknologi. Industri militer dan persenjataan (peluru kendali dan perangkat militer lainnya) merupakan satu-satunya cabang industri Korea Utara yang masih bertahan kuat. e. Sumber Pemasukan Devisa Negara yang Terbatas. Secara objektif, lemahnya kualitas dan jumlah hasil industri Korea Utara membuat daya saing produknya terbatas. Secara subjektif, sikap Korea Utara yang tertutup dan anti interdependensi membuatnya jauh dari prospek kemitraan dengan pengusaha dari negara lain (terisolasi). Di luar penghasilan devisa dari industri militer (yang tidak pernah secara resmi dilaporkan), maka pada dasarnya pemasukan devisa negara kecil atau terbatas. PEREKONOMIAN KOREA UTARA Pertanian, kehutanan, dan perikanan Pada tahun 1958 semua pertanian milik pribadi digabungkan menjadi lebih dari 3.000 unit; setiap unit terdiri dari sekitar 300 keluarga di sekitar 1.200 hektar (500 hektar). Unit pertanian dikendalikan oleh komite manajemen, yang mengeluarkan perintah kepada tim kerja, menetapkan jenis dan jumlah benih dan pupuk yang akan digunakan, dan menetapkan kuota produksi. Produk dikirim ke pemerintah, yang mengontrol distribusi melalui toko negara. Ada juga peternakan model negara bagian dan provinsi untuk penelitian dan pengembangan. Sejak awal 1990-an, Korea Utara mengalami kekurangan kronis pupuk kimia, biji-bijian, dan peralatan pertanian. Petani dibayar untuk kerja mereka dalam bentuk uang atau barang dan diizinkan untuk memelihara ayam, lebah, pohon buah-buahan, dan kebun. Secara teori, petani dapat menjual produk surplus di pasar lokal yang diadakan secara berkala, tetapi dengan krisis pangan yang dimulai pada pertengahan 1990-an, surplus di atas tingkat subsisten menghilang. Tanaman pangan utama adalah biji-bijian seperti beras jagung, gandum, dan jelai. Korea Utara dulu cukup memproduksi beras untuk konsumsi dalam negeri, namun kini untuk memenuhi konsumsi dalam negeri mereka terpaksa mengimpor. Gandum harus diimpor bahkan sebelum periode kekurangan pangan, meskipun produktivitas gandum meningkat setelah pertengahan 1950-an. Kentang, ubi jalar, kedelai dan kacang-kacangan lainnya, sayuran, dan buah-buahan ditanam secara ekstensif. Peternakan terkonsentrasi di daerah yang kurang cocok untuk budidaya tanaman. Produksi ternak terus meningkat, terutama produksi unggas, sepanjang sejarah negara ini. Di bagian utara berisi cadangan hutan besar pohon larch , cemara, dan pinus. Produksi kehutanan, menurun setelah terjadinya perang, tidak tumbuh secara substansial. Selama kekurangan bahan bakar parah selama tahun-tahun krisis ekonomi, warga Korea Utara tanpa pandang bulu seringkali secara ilegal—menebang pohon untuk kayu bakar. Banyak lereng bukit di negara ini sekarang tandus; yang menyebabkan banjir besar di musim hujan, yang pada akhirnya menyebabkan panen yang buruk dan kesulitan ekonomi lebih lanjut. Laut adalah sumber protein utama bagi warga Korea Utara, dan pemerintah terus memperluas penangkapan ikan komersial. Sebagian besar kegiatan penangkapan ikan berpusat di daerah pesisir di setiap sisi semenanjung, meskipun ada peningkatan penangkapan ikan laut dalam yang dimulai pada akhir abad ke-20. Spesies utama yang ditangkap termasuk pollack, sarden , mackerel , herring , pike , yellowtail, dan kerang. Aquakultur mewakili sekitar seperempat dari produksi ikan negara itu. Para nelayan yang akan berangkat melaut Sumber daya dan kekuatan Korea Utara diperkirakan memiliki sekitar 200 mineral yang bernilai ekonomi. Komoditas paling utama adalah bijih besi dan batu bara, meskipun pemfokusan lebih besar terletak pada ekstraksi emas, magnesit (magnesium karbonat), timbal, dan seng. Cadangan biji besi bermutu tinggi yang besar ditambang di provinsi Hwanghae Utara dan Selatan, P'yŏngan Selatan, dan Hamgyng Selatan, sementara deposit di Musan, provinsi Hamgyng Utara, kualitasnya lebih rendah. Endapan kaya antrasit (batubara keras) terjadi di sepanjang Sungai Taedong terutama di Anju, utara P'yŏngyang—dan dekat Paegam di provinsi Yanggang. Ada juga lignit (batu bara coklat) dalam jumlah yang lebih sedikit di timur laut jauh dan di Anju. Korea Utara merupakakan sumber magnesit, yang terbesar di dunia, yang berpusat di Tanch'ŏn, di provinsi Hamgyŏng Selatan. Perkembangan industri terkait dengan pasokan tenaga listrik negara yang besar. Selama rezim Jepang, sumber daya listrik tenaga air dikembangkan secara besar-besaran di sepanjang Sungai Yalu dan anak-anak sungai di atasnya. Produksi listrik masih didasarkan terutama pada pembangkit listrik tenaga air, tetapi listrik termal menjadi penting karena biaya konstruksi yang lebih rendah dan pembangkit listrik tenaga air yang tidak dapat diandalkan selama musim kemarau. Namun, sejak tahun 1990-an produksi listrik telah menurun ke tingkat kritis karena kegagalan umum perekonomian nasional. Manufaktur Sektor industri diatur ke dalam perusahaan milik negara dan koperasi produksi, dan yang lainnya terbatas pada kerajinan tangan, pengolahan kelautan, serta usaha skala kecil lainnya. Industri yang paling penting adalah besi dan baja, mesin, bahan kimia, dan tekstil. Produksi besi dan baja pada awalnya dipusatkan Songnim dan Ch'ŏngjin tetapi telah diperluas untuk mencakup pabrik terintegrasi besar di Kimch'aek. Mesin industri dan pertanian diproduksi di Kangsn, dekat P'yŏngyang, dan beberapa kota lain, termasuk Hŭich'ŏn. Produksi bahan kimia difokuskan pada pupuk dan petrokimia, yang sebagian besar diproduksi di daerah Anju di utara P'yŏngyang. Industri tekstil berpusat di P'yŏngyang, Sinuiju, dan Sunch'ŏn. Produk lainnya antara lain semen, persenjataan, kendaraan, kaca, keramik, dan beberapa barang konsumsi (terutama pakaian dan makanan olahan). Keuangan dan layanan lainnya Won Korea Utara adalah mata uang resmi, Sentral Republik Rakyat Demokratik Korea adalah satu-satunya bank penerbit. Ia menerima semua pendapatan nasional dan menyediakan modal kerja bagi lembaga pemerintah. Terdapat beberapa bank pemerintah lainnya, yang semuanya diawasi oleh Bank Sentral. Di antaranya adalah Bank Perdagangan Asing, yang menangani semua transaksi asing dan, jika berlaku, mata uang asing. Beberapa perbankan joint-venture diizinkan mulai akhir 1980-an, dan kemudian disusul oleh rekening tabungan pribadi dan perusahaan untuk bukan penduduk yang juga diizinkan. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali kendali atas mata uang dan pasar, pemerintah pada akhir 2009 menilai kembali won menjadi 1 persen dari nilai yang ada (sehingga menghilangkan hampir semua tabungan individu yang telah terkumpul), menutup pasar, dan melarang penggunaan mata uang asing. Langkah-langkah ini menyebabkan krisis ekonomi dan memicu protes publik yang jarang dilakukan oleh warga. Pemerintah mempertahankan kontrol ketat atas pariwisata. Sebagian besar pengunjung datang dari Asia, terutama dari China, yang menjalin hubungan dekat dengan Korea Utara. Turis, terutama yang berasal dari Barat, sangat dibatasi pergerakannya dan didampingi oleh pemandu resmi Korea Utara. Sektor ini berkembang ke arah yang baru dimulai pada tahun 1998 dengan menerima kelompok turis yang membayar tiket masuk terorganisir yang berasal dari Korea Selatan (terdiri dari berbagai negara, termasuk turis Barat) ke daerah Gunung Kŭmgang dan Kompleks Industri Kaesng, dua distrik ekonomi khusus negara tersebut. Berdagang Perdagangan luar negeri telah berkembang dan terdiversifikasi secara perlahan. Pada awalnya perdagangan dilakukan hanya dengan Uni Soviet dan Cina, tetapi sejak 1960-an telah diizinkan dengan semakin banyak negara. Mitra dagang utama termasuk Cina, Korea Selatan, Rusia, Jepang, India, dan Thailand. Perdagangan dengan Korea Selatan dipromosikan terutama oleh perusahaan swasta. Zona perdagangan bebas, salah satu distrik ekonomi khusus Korea Utara, didirikan pada akhir 1990-an di Rajin-Snbong (sekarang Rasn), di provinsi utara Hamgyŏng Utara. Impor terutama terdiri dari minuman, makanan dan produk pertanian lainnya, bahan bakar mineral, mesin, dan tekstil. Ekspor termasuk hewan hidup dan produk pertanian, tekstil dan pakaian jadi, mesin, dan bahan bakar mineral dan pelumas. Angkutan Secara umum, sistem transportasi di Korea Utara stagnan, karena infrastrukturnya sudah usang dan pasokan energinya terbatas. Beberapa jalan raya atau jalur kereta api baru telah dibangun sejak akhir abad ke-20. Dengan penurunan ekonomi pada 1990-an, permintaan jaringan transportasi menyusut. Kemudian meningkat selama periode ini, karena banyak orang terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari makanan dan pendapatan, sehingga memberikan tekanan pada infrastruktur transportasi yang tidak memadai dan ketinggalan zaman. Meskipun pergerakan bebas melintasi kabupaten dan provinsi tidak diperbolehkan di Korea Utara (izin perjalanan khusus diperlukan untuk tujuan itu), banyak orang Korea Utara bergerak di seluruh negeri secara ilegal. Kereta api adalah alat transportasi utama. Jalur kereta api yang dibangun pada awal abad ke-21 memungkinkan pengangkutan kargo antara Rasn dan stasiun perbatasan Rusia di Khasan. Transportasi jalan raya tidak sepenting rel kereta api, karena hanya sedikit kendaraan bermotor yang tersedia. Jalan-jalan utama sejajar dengan jalur rel. Transportasi sungai memegang peranan penting dalam memindahkan hasil pertanian, mineral, dan penumpang. Layanan udara dikendalikan oleh angkatan udara. Penerbangan dipertahankan antara kota-kota besar, dan layanan internasional menghubungkan P'yŏngyang dengan Beijing dan Moskow. Bandara Internasional Sunan terletak di barat laut P'yŏngyang; bandara domestik yang lebih besar terletak di Hamhung , Ch'ŏngjin, dan Wŏnsan. KEBERHASILAN PEREKONOMIAN KOREA UTARA Tokoh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berhasil membawa negaranya maju dalam sektor perekonomian. Ekonomi Korea Utara tumbuh untuk pertama kalinya karena kondisi cuaca yang lebih baik. Sehingga mendorong musim tanam dan menghasilkan panen yang melimpah. Produk dosmetik bruto (PDB) Korea Utara tahun lalu naik 0,4 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya ketika ekonomi menderita kontraksi terbesar dalam 21 tahun sebagai akibat dari kekeringan dan sanksi. Korea Utara sendiri tidak pernah mempublikasikan data ekonominya sendiri. Bank Of Korea mencatat sektor konstruksi juga berubah positif tahun lalu seperti halnya sektor kehutanan dan perikanan. Ekspor Jam dan Rambut Palsu jadi Andalan bagi Korea Utara. Total ekspor Korea Utara 14,4 persen menjadi USD 280 juta pada 2019. Sebab ada peningkatan terbesar dalam ekspor jam, bersama dengan alas kaki, topi dan wig. Laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil Korea Utara untuk tahun lalu mengalami kenaikan selama tiga tahun terakhir dengan mencapai 0,4 persen pada tahun lalu. PDB nominal Korea Utara untuk tahun lalu dibukukan sebesar 35,3 triliun won, yang kira-kira 1/54 dari PBD nominal Korea Selatan yang mencapai 1,919 kuadriliun won. Tingkat pertumbuhan ekonomi Korea Utara pada tahun lalu diperkirakan sebesar 0,4 persen, meningkat dari yang sebelumnya -3,5 persen pada tahun 2017 dan -4,1 persen pada tahun 2018. Volume perdagangan Korea Utara mencapai 3,5 triliun won, meningkat 14,1 persen dari setahun yang lalu. Mitra dagang terbesar Korea Utara untuk tahun lalu adalah China yang menguasasi 95,4 persen dari total perdagangan negaranya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar