Oleh kelompok 4,dengan anggota :
- Adetya Agustin
- Alfina Sasqia Angie Saputri
- Arsy Sukesi
- An Nisa Abdillah
- Ayogia Ayonono Susanto
- Bimo Ramadhani
SWEDIA
Profil
Negara Swedia dan Sistem Ekonomi
Kerajaan Swedia adalah sebuah negara Nordik yang berdaulat
dan terletak di Skandinavia, Eropa Utara. Swedia terhubung dengan Denmark
melalui jembatan dan terowongan yang melintasi Selat Oresund. Luas wilayah
negara Swedia adalah 450.295 km², menjadikannya sebagai negara terluas ketiga
di Uni Eropa. Swedia dihuni oleh setidaknya 9,8 juta jiwa. Swedia memiliki
kepadatan penduduk yang rendah, hanya 21 penduduk/km². Mayoritas populasi
tinggal di bagian selatan negara yang relatif lebih hangat. Sekitar 85% penduduk
Swedia tinggal di kawasan perkotaan. Secara geografi Terletak di Eropa Utara,
Swedia berada di sebelah barat Teluk Bothnia dan Laut Baltik. Teluk Bothnia
termasuk teluk terbesar di wilayah Eropa bagian utara. Teluk tersebut
memisahkan Finlandia dengan Swedia. Garis pantainya membentuk bagian timur
Semenanjung Skandinavia. Di sebelah barat terdapat Pegunungan Skandinavia,
suatu pegunungan yang memisahkan Swedia dan Norwegia. Finlandia terletak di
timur laut. Letak astronomis negara Swedia adalah di antara 55°LU hingga 70°LU
dan 11°BT hingga 25°BT.
Batas-batas wilayah Swedia:
- Utara: Norwegia
- Selatan: Selat Kattegat, Jerman, Polandia, dan Rusia
- Barat: Norwegia dan Denmark
- Timur: Laut Baltik, Teluk Bothnia, Lituania, Latvia, Estonia, dan Finlandia
Swedia juga dikenal sebagai salah satu negara yang menganut sistem demokrasi sosialis. Swedia pernah mencoba menerapkan sistem demokrasi sosialis terhadap negaranya. Hal ini berawal ketika pada tahun 1970an Swedia yang merupakan salah satu negara terkaya di dunia dengan bisnis yang sangat kompetitif, sangat terbuka untuk bekerja sama dengan negara lain dan memiliki pajak yang lebih rendah dibandingkan dengan Amerika Serikat. Karena kondisi inilah beberapa politisi melakukan percobaan menerapkan sistem demokrasi sosialis dengan harapan mereka bisa menjadi jauh lebih maju daripada negara maju lainnya. Para pakar dan politisi mulai melakukan redistribusi terhadap semua sistem ekonomi di negaranya termasuk melakukan eksperimen dengan sistem kepemilikan bisnis oleh pemerintah, menaikkan pajak, dan memperbesar pemerintahan dan hasil dari penerapan sistem demokrasi sosialis ini gagal diterapkan di Swedia karena pada akhirnya terjadi ketidakstabilan pada perekonomian negara mereka dan akhirnya negara Swedia jatuh “miskin”.
Segera setelah kejatuhan perekonomian negara mereka, pemerintah Swedia melakukan tindakan – tindakan preventif untuk menyelamatkan kondisi ekonomi negaranya. Mereka membuka kembali sistem perekonomian, mengembalikan ukuran dan sistem pemerintahan seperti sebelumnya, menurunkan kembali pajak.
Di Swedia, sistem pembayaran pajak bukanlah seperti dari yang kaya diberikan pada yang miskin. Swedia menerapkan sistem bayar pajak yaitu mereka bekerja maka mereka membayar pajak, dan ketika mereka tidak bekerja maka pemerintah akan memberikan mereka uang yang berasal dari pajak yang telah mereka bayar pada saat mereka bekerja. Pada intinya, pajak digunakan dengan cara redistribusi siklus kehidupan warganya.
Swedia pernah mencoba menerapkan sistem demokrasi sosialis terhadap negaranya. Hal ini berawal ketika pada tahun 1970an Swedia yang merupakan salah satu negara terkaya di dunia dengan bisnis yang sangat kompetitif, sangat terbuka untuk bekerja sama dengan negara lain dan memiliki pajak yang lebih rendah dibandingkan dengan Amerika Serikat. Karena kondisi inilah beberapa politisi melakukan percobaan menerapkan sistem demokrasi sosialis dengan harapan mereka bisa menjadi jauh lebih maju daripada negara maju lainnya. Para pakar dan politisi mulai melakukan redistribusi terhadap semua sistem ekonomi di negaranya termasuk melakukan eksperimen dengan sistem kepemilikan bisnis oleh pemerintah, menaikkan pajak, dan memperbesar pemerintahan dan hasil dari penerapan sistem demokrasi sosialis ini gagal diterapkan di Swedia karena pada akhirnya terjadi ketidakstabilan pada perekonomian negara mereka dan akhirnya negara Swedia jatuh “miskin”.
Perencanaan
Pada abad ke-17, Swedia berusaha mengembangkan wilayahnya
membentuk Kekaisaran Swedia, dan menjadi salah satu kekuatan utama di Eropa
sampai awal abad ke-18. Kekuasaan Swedia di luar Semenanjung Scandinavia
pelan-pelan menghilang pada abad ke-18 dan ke-19, diawali dengan aneksasi
wilayah Finlandia saat ini oleh Kekaisaran Rusia tahun 1809. Namun pada perang
terakhir ketika Swedia terlibat langsung adalah ketika Norwegia dipaksa secara
militer bergabung menjadi Persatuan Swedia dan Norwegia tahun 1814.
Penerapan dan Pengendalian
Swedia menampilkan posisi damai, menjaga kebijakan resminya
menjadi negara netral dalam kebijakan luar negerinya. Persatuan dengan Norwegia kemudian
dipisahkan secara damai tahun 1905, menjadi batas Swedia saat ini. Meski secara
formal negara ini netral di kedua perang dunia, Swedia ikut dalam usaha
kemanusiaan seperti menerima pengungsi dari kawasan Eropa yang diduduki Jerman.
Setelah berakhirnya Perang Dingin, Swedia bergabung dengan Uni Eropa pada 1
Januari 1995, tetapi menolak keanggotaan NATO.
Keberhasilan Swedia
Swedia menerapkan sistem jaminan sosial Nordik yang menyediakan layanan kesehatan universal dan pendidikan tinggi untuk warga negaranya. Swedia menempati posisi kedelapan dalam pendapatan per kapita di dunia dan menempati posisi tinggi dalam berbagai sektor, seperti kualitas hidup, kesehatan, pendidikan, perlindungan kebebasan sipil, kekompetitifan ekonomi, kesetaraan, kemakmuran dan Indeks Pengembangan Manusia. Selain itu, Swedia menjadi anggota Uni Eropa sejak 1 Januari 1995, tetapi menolak keanggotaan zona Euro setelah referendum. Negara ini juga anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dewan Nordik, Dewan Eropa, Organisasi Perdagangan Dunia dan Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).VENEZUELA
Profil Negara Venezuela
Venezuela adalah sebuah negara di ujung utara Amerika Selatan. Venezuela memiliki luas wilayah sebesar 916.445 km2(882.050 km2 daratan) dan jumlah penduduk Venezuela diperkirakan mencapai 28 juta. Negara ini letak astronomisnya berada di antara 0°LU – 13°LU dan 59°BB – 74°BB
Batas-batas wilayah venezuela :
- Utara : Laut Karibia dan Samudra Atlantik
- Selatan : Brazil
- Barat : Kolombia
- Timur : Guyuna
Sejarah Perekonomian
Negara Venezuela merupakan negara ketiga pertama di dunia yang dijadikan sebagai laboratorium eksperimen sistem ekonomi neoliberal oleh Amerika Serikat. Sejak tahun 1970-an segala reformasi dan kebijakan telah diterapkan namun tidak menghasilkan kemajuan ekonomi. Pada 1976, angka kemiskinan mencapai 33% dan terus meningkat sampai pada 70% di tahun 1995. Dengan terjadinya sekali krisis ekonomi, menyebabkan negara ini memiliki banyak sekali hutang negara dan swasta yang berlipat-lipat. Hal inilah yang memicu lahirnya calon presiden yang menentang neoliberalisme di Venezuela, Presiden Hugo Chavez.
Perencanaan
Hugo Chavez (presiden yang menentang imperialisme AS) menerapkan kebijakan nasionalisasi ekonomi di Venezuela . Upaya pertama yang dilakukannya adalah menjadwalkan amandemen terhadap konstitusi 1961 melalui referendum, karena hal ini dianggap tidak memberikan mekanisme apapun bagi pembentukan majelis konstitusional untuk melakukan perubahan di dalam konstitusi dengan persetujuan rakyat yang berlangsung pada 19 April 1999.
Penerapan
Dengan
menganut sosialisme kerakyatan atas inspirasi dari tokoh yang disukainya yakni
Simon Bolivar, Hugo Chavez membangun ulang Venezuela dengan Revolusi
Bolivarian. Selama Hugo Chavez menjabat sebagai presiden Venezuela, dapat
dikatakan sukses membangun Venezuela dari keterpurukan, bahkan di tengah
kondisi masyarakat yang mengalami kemiskinan. Sejak 1999 hingga Hugo Chavez
wafat tahun 2013, dia telah menghasilkan beberapa rencana yang dapat digagas
bahkan diterapkan dengan baik di Venezuela.
Hugo
Chavez meningkatkan investasi ekonomi dengan membangun cadangan minyak di
wilayah Orinoco yang kaya akan minyak. Hal itu dilakukan untuk mendapat
keuntungan atas produksi dari perusahaan asing yakni Chevron dan Repsol di
Venezuela.
Ekonomi Venezuela terus mengalami peningkatan secara signifikan. Hingga tahun 2006, pertumbuhan ekonomi Venezuela mencapai lebih dari 9%. Pertumbuhan terkuat berada di sektor non minyak, yaitu jasa konstruksi. Pada tahun 2005, Venezuela menjadi negara dengan tingkat GDP (Gross Domestic Product) yang tertinggi di Amerika Latin karena pertumbuhan ekonominya sebesar 9,3%.
Pengendalian
Revolusi bolivarian yang diusung Hugo Chavez membawa banyak perubahan bagi kondisi perekonomian, kesehatan, dan pendidikan di Venezuela. Penguasaan sumber ekonomi secara oligarkis mulai dihapuskan, kemudian dikembalikan kepada rakyat melalui otoritas negara. Hugo Chavez menasionalisasi aset-aset dan sumber daya ekonomi dari pemilik modal, kemudian menggunakan aset-aset tersebut untuk membiayai program-program sosial dan publik terutama masalah kesehatan, perumahan, pendidikan, dan pelayanan-pelayanan publik lainnya. Sebelum Hugo Chavez berkuasa, 70% dari keseluruhan 26 juta rakyat Venezuela hidup miskin.
Keberhasilan
Keberhasilan
presiden Hugo Chavez baik di dalam maupun di luar negeri telah membuatnya
menjadi figur kebanggaan bagi rakyat Amerika Latin yang mendambakan perubahan.
Reformasi ekonomi dan politik yang dilakukan Hugo Chavez dan usaha
pemerintahannya dalam mengentaskan kemiskinan, telah menimbulkan dukungan penuh
rakyat terhadap Hugo Chavez.
Selain
itu keberhasilan dalam kesehatan, adalah pemerintah Hugo Chavez telah berupaya
memenuhi kewajiban konstitusional, dalam ayat 83-85 pasal 3 konstitusi tahun
1999, melalui program Barrio Adentro. Pembiayaan ini ditanggung oleh pemerintah
untuk publik, secara eksplisit melarang atau mengharamkan privatisasi dalam
bentuk apapun. Program kesehatan lainnya adalah membangun lebih banyak rumah
bagi rakyat miskin, membangun akses air yang sehat, bersih, dan segar bagi
jutaan rakyat untuk pertama kalinya dalam kehidupan mereka, juga dibuka pasar
makanan rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar